Dukung Upaya Swasembada Pangan, Pemkab Bantul Ajak KWT Optimalkan Lahan Perkarangan

Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih, berujar pihaknya sudah mengumpulkan para KWT untuk melancarkan optimalisasi perkarangan tersebut.

TRIBUNJOGJA.COM / Suluh Pamungkas
Berita Bantul 

TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bantul mengajak Kelompok Wanita Tani (KWT) untuk mengoptimalkan lahan perkarangan dengan menanam tanaman hortikultura. 

Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih, berujar pihaknya sudah mengumpulkan para KWT untuk melancarkan optimalisasi perkarangan tersebut.

Itu dilakukan untuk mendukung swasambada pangan dan stabilitas harga tanaman hortikultura berupa cabai, tomat, dan sejenisnya. 

"Nantinya, tidak hanya sawah, tetapi lahan pekarangan kita optimalkan," katanya, Minggu (6/7/2025).

Disampaikannya, hasil optimalisasi itu akan berdampak besar terhadap produk lokal di Bumi Projotamansari.

Sebab, potensi luasan tanam tersebut cukup tinggi dan melebihi perkarangan pertanian di Bumi Projotamansari. 

"Lahan sawah kita itu seluas 14 ribu hektare, sementara kalau pekarangan itu seluas 18 ribu hektare," katanya.

Untuk mendukung optimalisasi itu, pihaknya akan membantu membagikan benih bibit tanaman hortikultura, agar KWT di Bantul bisa mengoptimalkan program tersebut. Progam itu akan digalakkan dengan dukungan APBN dan APBD.

"Jadi bisa anda bayangkan bahwa di Bantul ini bisa mengalami peningkatan produksi tanaman pangan dan hortikultura. Artinya, ketersediaan komoditas pangan tersebut di masyarakat cukup melimpah," tuturnya. 

Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Bantul, Joko Waluyo, berujar akan membantu KWT di Bumi Projotamansari yang berjumlah 96. 

"Kami akan bina kelompok wanita agar bisa memanfaatkan lahan lahan pekarangan secara optimal," tutur dia.

Selain itu, rencananya, setiap gabungan kelompok tani tingkat kelurahan di Bantul terdapat demplot atau lahan percontohan untuk kemandirian benih tanaman pertanian. Demikian pula dengan benih hortikultura untuk mendukung optimalisasi lahan pekarangan.

"Kalau benih itu nanti di gapoktan gapoktan itu ada demplot benih yang label ungu, terus hasilnya label biru nanti bisa ditanam oleh poktan (kelompok tani)," tuturnya. 

Kemudian, para Poktan di Bantul bisa membeli benih dengan harga yang lebih murah dibandingkan dengan harga pasaran.

"Kami siap mengoptimalkan lahan pekarangan di Bantul yang sekarang itu kurang atau belum dimanfaatkan masyarakat secara optimal," tutup Joko.(*)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved