Kisruh Driver Online dan Pelanggan

Kesaksian Ketua RT soal Ricuh Driver Online di Godean Sleman: Gulingkan Mobil Polisi, Solar Tumpah

Selain mobil patroli, juga ditemui kerusakan pada pagar rumah warga, pot tanaman, papan nama, hingga kamera CCTV milik sebuah toko komputer.

Penulis: Yuwantoro Winduajie | Editor: Yoseph Hary W
Tribunjogja.com / Yuwantoro Winduajie
LOKASI KEJADIAN: Rumah pelanggan ShopeeFood berinisial T yang digeruduk driver ojek online di kawasan Bantulan, Sidoarum, Godean, Sleman pada Minggu (5/7/2025) 

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN – Ratusan driver online berjaket orange menggeruduk rumah pelanggan di kawasan Bantulan, Sidoarum, Godean, Sleman pada Sabtu (5/7/2025) dini hari.

Aksi tersebut merupakan buntut dari dugaan penganiayaan terhadap pasangan driver ojol yang terjadi dua hari sebelumnya, pada Kamis (3/7/2025) malam. 

Terlapor dalam kasus penganiayaan itu berinisial T, pemilik rumah yang menjadi sasaran amarah massa.

Ketua RT 01 Bantulan, Effendi, menyebutkan bahwa aksi massa sudah mulai terjadi sejak Jumat (4/7/2025) malam dan memuncak pada Sabtu dini hari sekitar pukul 03.30 WIB. 

Dalam kejadian itu, massa sempat merusak sejumlah fasilitas umum dan properti warga.

Satu unit mobil patroli milik Polsek Godean bahkan digulingkan dan sempat dibakar sebagian. 

Mobil tersebut menjadi sasaran karena dianggap menghalangi massa yang ingin mendekati rumah T.

“Mereka mau maju masuk, ya kan ini mau digulingkan. Itu tidak bisa karena terbentur pintu besi," kata Effendi saat ditemui, Sabtu (5/7/2025).

"Karena tidak bisa, mereka tarik keluar, baru digulingkan di perempatan sampai solarnya tumpah,” sambung Effendi.

Selain mobil patroli, juga ditemui kerusakan pada pagar rumah warga, pot tanaman, papan nama, hingga kamera CCTV milik sebuah toko komputer.

Effendi menuturkan, penggerudukan awal sebenarnya terjadi pada Jumat sekitar pukul 12.30 WIB. 

Saat itu situasi masih relatif kondusif. 

Namun, karena muncul kabar bahwa T telah mengamankan diri ke polisi, massa kemudian terpecah. 

Sebagian memilih menyusul ke Mapolresta Sleman.

Sekitar pukul 03.30 WIB, massa kembali mendatangi lokasi karena merasa tidak puas dengan keterangan yang disampaikan pihak kepolisian.

Untuk mencegah kerusuhan meluas ke permukiman, warga bersama pengurus RT pun menutup sejumlah akses masuk kampung.

Sebuah mobil patroli juga diparkir di depan gang guna menghalau pergerakan massa.

“(Dari Mapolresta) mereka nggak puas. Mereka kembali ke sini. Cuma sampai depan (gang) karena aksesnya diakses dari barat sampai ke sini, terus dari utara juga sudah ditutup aksesnya. Jadi mereka nggak bisa masuk,” imbuhnya.

Meski tidak ada korban luka dari kalangan warga, Effendi mengatakan banyak yang mengalami gangguan psikis akibat kejadian yang berlangsung hingga dini hari tersebut.

“Kalau untuk korban, untuk warga sendiri tidak ada. Cuma korban secara psikis lah, maksudnya mereka kan jadi kaget, shock seperti itu aja,” ujarnya.

Ia berharap semua pihak dapat menahan diri dan menyelesaikan persoalan secara kekeluargaan agar peristiwa serupa tidak terulang.

“Harusnya bisa dibicarakan baik-baik, jangan pakai kekerasan. Kami harap kejadian seperti ini tidak terulang,” tegasnya.

Effendi menambahkan, situasi lingkungan saat ini telah kembali kondusif. Warga juga tetap terbuka bagi driver ojol lain yang hendak beraktivitas di sekitar wilayah tersebut.

“Yang berurusan kan hanya satu keluarga. Kami tetap terbuka pada yang lain. Ojol lain tetap bisa masuk, tetap kami hargai,” ucapnya.

Sementara itu, Ketua RT 03 Bantulan, Salim, menyebutkan, rumah milik keluarga T mengalami keruskan pada AC, CCTV, dan sejumlah pot bunga.

“Setahu saya tidak ada kerusakan langsung ke rumahnya. Kalau di depan rumah, itu karena terinjak-injak massa yang lewat,” jelasnya. (tro)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved