Kemarau Singkat, BPBD Gunungkidul: Kekeringan Tetap Mengancam

BPBD Kabupaten Gunungkidul mengimbau masyarakat tetap waspada ancaman kekeringan meskipun diprediksi kemarau tahun ini lebih singkat.

Penulis: Nanda Sagita Ginting | Editor: Yoseph Hary W
TRIBUNJOGJA.COM
ANCAMAN KEKERINGAN: Foto dok ilustrasi kekeringan. Warga saat bersiap mengambil air untuk mengurangi pembelian air dari tangki, di Dusun Ploso. 

Laporan Reporter Tribun Jogja Nanda Sagita Ginting 

TRIBUNJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL -Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Gunungkidul mengimbau masyarakat tetap waspada ancaman kekeringan meskipun diprediksi kemarau tahun ini lebih singkat.

Kepala Bidang Logistik BPBD Gunungkidul Sumadi mengatakan berdasarkan data BMKG seharusnya musim kemarau di wilayah Kabupaten Gunungkidul sudah dimulai sejak Mei hingga Juni dan diprediksi mencapai puncaknya pada Juli–Agustus 2025.

Namun, sampai saat ini potensi hujan masih ada. 

"Sebenarnya saat ini sudah masuk musim kemarau, tapi karena sifat kemaraunya basah sehingga masih ada potensi hujan. Di mana, yang biasanya memasuki Mei-Juni sudah ada droping air bersih namun karena potensi hujan masih ada, sampai sekarang belum ada wilayah yang mengajukan permintaan air bersih," paparnya saat dikonfirmasi pada Jumat (27/6/2025).

Meskipun begitu, pihaknya mengimbau masyarakat untuk mulai beradaptasi, seperti dengan menghemat air, menjaga vegetasi, dan mengelola sampah agar tanah tetap menyerap air dengan baik.

Pasalnya, ancaman kekeringan dan krisis air bersih meskipun musim kemarau lebih singkat.

"Tetap waspada dan jangan terlena," ujarnya.

Sementara itu, Kepala  Pelaksana BPBD Gunungkidul Purwono mengatakan kondisi ini dipengaruhi oleh dinamika cuaca global seperti El Nino dan La Nina.

Saat ini statusnya netral, tetapi muncul tanda-tanda La Nina lemah, sehingga beberapa wilayah masih mengalami hujan lokal.

"Meskipun masih ada hujan tetapi tetap distribusinya tidak merata di semua wilayah, maka dari itu terutama untuk petani agar, ketersediaan air untuk sawah dan ladang perlu diperhatikan sejak dini guna mencegah gagal panen," ucap dia.

Meski demikian, pihaknya tetap menyiapkan air bersih sebagai langkah preventif guna menghadapi musim kemarau tahun 2025.

"Kami siapkan sebanyak 1500 tangki air bersih, dan juga stok air bersih di masing-masing kalurahan," terang dia.

Pihaknya juga menyusun langkah-langkah mitigasi yang difokuskan pada penanganan kekeringan, terutama melalui penguatan distribusi air bersih kepada masyarakat.

Hingga, menyosialisasikan edukasi terkait musim kemarau, baik secara langsung maupun digital (ndg)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved