Curah Hujan Tinggi, Petani Kopi di Balerante Klaten Keluhkan Gagal Panen

Laporan Reporter Tribun Jogja, Dewi Rukmini

TRIBUNJOGJA.COM, KLATEN - Para petani kopi di lereng Gunung Merapi, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, mengeluhkan turunnya hasil panen kopi pada tahun ini.

Hasil panen kopi dikatakan tak sebagus tahun sebelumnya, bahkan menurun hingga hampir 90 persen. 

Menurunnya hasil panen kopi di wilayah lereng Gunung Merapi diduga terjadi karena cuaca ekstrem.

Salah satu desa penghasil kopi di Lereng Gunung Merapi dan terdampak gagal panen adalah Desa Balerante, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. 

Perangkat Desa Balerante, Jainu, mengatakan bahwa tahun ini hasil panen kopi di wilayahnya bisa dikatakan gagal panen.

Hal itu terjadi karena faktor cuaca yakni curah hujan yang masih tinggi. 

"Bisa dikatakan tahun ini gagal panen. Kalau ada yang masih bisa bertahan, biji kopinya memerah lambat. Jadi hijau terus. Kalau yang tidak kuat ya sudah busuk di pohon dan rontok," jelas Jainu kepada Tribunjogja.com, Minggu (22/6/2025).

Jainu menjelaskan biasanya ketika panen, para petani bisa memanen sekitar 5 ton biji kopi.

Namun, pada tahun ini para petani di Balerante hanya dapat memanen sekitar satu ton kopi. 

Meskipun mengalami gagal panen, akan tetapi permintaan masyarakat terkait kopi Baletante dikatakan masih tinggi.

Namun, pihaknya mengaku tidak menaikkan harga. 

Pasalnya, pihaknya masih memiliki stok hasil panen tahun sebelumnya.

Kini, pihaknya pun mulai mengatur pengeluaran stok kopi Balerante tersebut. 

"Tidak semua permintaan kami berikan. Karena kalau semua permintaan diberikan, nanti belum tiba musim panen berikutnya, kami sudah tidak punya stok. Jadi kami atur pengeluarannya," tandasnya. (*)