Warga Srikayangan Sentolo Tanam Pohon Pisang di Jalan Rusak Demi Bisa Direspon Pemkab Kulon Progo

Dukuh Karangasem Kulon, Tujono, menuturkan kerusakan jalan tersebut semakin parah dalam tiga tahun terakhir. 

Penulis: Alexander Aprita | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUN JOGJA/Alexander Ermando
JALAN RUSAK - Kondisi Jalan Srikayangan di Kalurahan Srikayangan, Kapanewon Sentolo, Kulon Progo yang ditanami pohon pisang hingga dipasangi spanduk oleh warga, Senin (16/06/2025). 

TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Jalan Kabupaten yang berada di wilayah Padukuhan Karangasem Kulon, Kalurahan Srikayangan, Kapanewon Sentolo, Kulon Progo mengalami kerusakan berat selama bertahun-tahun.

Namun, upaya perbaikan hingga kini belum dilakukan.

Jalan yang rusak pun membuat warga setempat seakan geram.

Kegeraman itu ditunjukkan dengan menanam pohon pisang di sepanjang jalan rusak disertai dengan belasan spanduk berisi ungkapan protes warga.

Dukuh Karangasem Kulon, Tujono, menuturkan kerusakan jalan tersebut semakin parah dalam tiga tahun terakhir. 

Pihaknya pun sudah berupaya melaporkannya ke Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kulon Progo.

"Kami sudah laporkan ke anggota DPRD DIY, lewat perwakilan dukuh ke Bupati, hingga lewat media sosial Wakil Bupati, namun tidak pernah ada respons," ujarnya ditemui di lokasi, Senin (16/06/2025).

Menurut Tujono, minimnya respons membuat warga berinisiatif membuat protes dalam bentuk aksi damai.

Yaitu dengan menanam pohon pisang dan memasang spanduk-spanduk berisi sindiran pada Bupati Kulon Progo.

Langkah itu terpaksa dilakukan agar jalan yang rusak menjadi perhatian khalayak umum.

Baca juga: Lansia Ditemukan Meninggal Dunia di Kapanewon Galur Kulon Progo, Ini Keterangan Polisi

Sehingga, masyarakat yang lewat akan mengabadikannya dan mengunggahnya ke media sosial agar jadi pembicaraan publik.

"Jadi harapannya bisa viral dulu biar ada pejabat yang menanggapi jalan rusak ini," kata Tujono.

Ia menjelaskan jika jalan tersebut banyak digunakan warga sebagai akses antar kalurahan antara Kapanewon Sentolo dan Lendah.

Tak hanya kendaraan pribadi, angkutan barang pun turut melintas di jalan itu.

Tujono menilai kondisi itulah yang membuat jalan tersebut cepat mengalami kerusakan lantaran beban kendaraan yang melintas.

Belum lagi kondisi tanah jalan tersebut juga cukup labil sehingga rentan ambles.

Lantaran jalan tersebut menjadi kewenangan Pemkab, Tujono pun hanya bisa memfasilitasi aduan dan keluhan warga.

Ia kini hanya bisa berharap agar perbaikan jalan bisa segera dilakukan.

"Ya kalau belum bisa diperbaiki, minimal diratakan dulu dengan tanah uruk," jelas Tujono.

Estiyani Suri, salah satu warga setempat turut mengeluhkan kondisi jalan yang rusak parah dan membahayakan dirinya saat mengendarai sepeda motor. Apalagi terkadang ia juga membawa anak.

Namun ia seakan tak ada pilihan untuk lewat jalan lain.

Sebab jalan tersebut menjadi akses tercepat dan lebih aman karena tidak harus melewati Jalan Nasional Wates-Yogyakarta yang memiliki risiko tinggi terjadinya kecelakaan. (*)


"Jelas terganggu sekali dengan kondisi jalannya, masa perkembangan sudah maju tapi kondisi jalan masih rusak seperti ini," keluh Esti.

 

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved