Pendaftaran SPMB di SMPN 2 Klaten, Penyebab Sistem Menolak Dokumen KK

Laporan Reporter Tribun Jogja, Dewi Rukmini

TRIBUNJOGJA.COM, KLATEN - Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) jenjang SMP Negeri Tahun Ajaran 2025/2026 di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, resmi bergulir pada Senin (16/6/2025). 

Sejumlah orang tua calon siswa mulai berdatangan ke SMPN 2 Klaten yang menjadi salah satu sekolah favorit di Bumi Bersinar. 

Mereka tampak datang sendiri maupun bersama calon siswa baru untuk menanyakan terkait kendala pendaftaran SPMB di SMPN 2 Klaten. 

Mereka diterima oleh para guru yang menjadi panitia di Posko SPMB SMPN 2 Klaten. 

Humas SPMB SMPN 2 Klaten, Yohanes Andri Setyawan, mengatakan  pada dasarnya pendaftaran siswa baru di SMPN 2 Klaten berjalan lancar. 

Pendaftaran SPMB tersebut menggunakan sistem online atau daring yang bisa diakses dari rumah masing-masing calon peserta didik baru. 

Kendati demikian, pada hari pertama pendaftaran SPMB masih banyak orang tua calon siswa yang datang ke SMPN 2 Klaten. 

Dikatakan, mereka datang untuk konsultasi dan bertanya terkait kendala sistem yang dihadapi.

"Jadi semua masyarakat bisa mendaftar dari rumah. Alhamdulillah sampai hari ini tidak ada yang minta bantuan untuk mendaftar online di sekolah. Tetapi kebanyakan yang datang ke sekolah hanya konfirmasi saja, terkait kenapa belum diverifikasi atau belum masuk jurnal. Tadi sudah disampaikan bahwa kami harus cek satu per satu barcode KK-nya," ungkap Yohanes kepada Tribunjogja.com, Senin (16/6/2025). 

• INFO SPMB SMPN Klaten 2025: Cara Daftar, Jadwal, Hasil Seleksi Cek Disini

Dia menjelaskan, permasalahan yang sering ditemui para orang tua calon murid saat mendaftar SPMB secara online karena sistem menolak dokumen KK. 

Ternyata karena kebanyakan KK yang diunggah belum berusia satu tahun, sehingga langsung ditolak sistem.

"Akhirnya kami anjurkan untuk menggunakan dua KK. Jadi KK lama dan baru di-scan dalam satu kesatuan (bersamaan)," ujarnya. 

Langkah tersebut diambil agar verifikator bisa membaca dan memastikan keaslian KK. 

Dengan catatan, KK tersebut tidak mengalami perubahan di alamat domisili. 

Semisal KK tersebut mengalami perubahan di bagian anggota keluarga karena ada yang meninggal. 

Kendala selanjutnya yang ditanyakan orang tua calon murid adalah terkait surat pernyataan kebenaran dokumen di jalur afirmasi. 

Yohanes menyebut masih banyak orang tua yang bingung cara membuat surat pernyataan itu. 

"Itu di aplikasi sudah ada dan kami sudah tunjukkan kepada orang tua calon murid. Kalau mau difotokopi, diisi, dan nanti diunggah," katanya.

Sementara itu untuk jalur prestasi, masalah yang dikeluhkan masih terkait KK. Padahal di jalur prestasi yang menjadi dasar penilaian adalah piagam, penghargaan, maupun nilai dari SKL (surat keterangan lulus)

Sedangkan domisili KK tidak menjadi pedoman penerimaan di jalur prestasi. 

"Karena kebanyakan ada yang dari Surabaya, Jambi, dan Semarang. Mereka bingung, anaknya sekolah di Klaten tapi KK-nya dari luar daerah. Kalau mau menggunakan domisili bisa, tapi mereka harus mengurus surat pengantar di Disdik Klaten. Daripada seperti itu, mereka milih pakai jalur prestasi," jelas dia.

Lebih lanjut, Yohanes mengungkapkan pada tahun ini SMPN 2 Klaten memiliki daya tampung 256 siswa 

Jumlah itu dialokasikan untuk empat jalur penerimaan, antara lain domisili 104 siswa, afirmasi 51 siswa, prestasi 89 siswa, dan mutasi 12 siswa. 

"Kalau dipresentasikan yaitu jalur domisili 40 persen, afirmasi 20 persen, prestasi 35 persen, dan mutasi 5 persen. Jadi total kuota di SMPN 2 Klaten adalah 256 siswa yang akan dibagi dalam 8 rombongan belajar (rombel)," tandasnya. (drm)