Nelayan di Bantul Tak Bisa Melaut Karena Cuaca Tak Bersahabat dan Musim Ikan Tak Stabil

Sebagian kecil nelayan di Bantul ada yang nekat melaut dikarenakan terpaksa tidak memiliki penghasilan lain.

TRIBUNJOGJA.COM / Neti Istimewa Rukmana
TAK MELAUT - Sejumlah perahu nelayan sedang parkir di pinggir-pinggir Pantai Depok, Kapanewon Kretek, Kabupaten Bantul, Selasa (10/6/2025). 

TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Sejumlah nelayan ikan di Kabupaten Bantul mengeluhkan tidak bisa melaut dikarenakan kondisi cuaca tidak bersahabat dan terjadi angin kencang selama beberapa waktu terakhir.

Supardi (38), nelayan Pantai Depok sekaligus warga Kapanewon Kretek, Kabupaten Bantul, mengaku sudah sepekan tidak melaut dikarenakan kondisi cuaca yang tidak cerah.

Padahal, pihaknya tidak memiliki pekerjaan lain selain melaut.

"Tadi pagi kan cerah ya cuacanya. Tapi, pas agak siang, tiba-tiba berubah mendung dan angin. Jadi kan, nanti di tengah tidak bisa bekerja, karena kapalnya bakal goyang terkena angin," ucapnya, saat ditemui di Pantai Depok, Selasa (10/6/2025).

Namun, sebagian kecil nelayan ada yang nekat melaut dikarenakan terpaksa tidak memiliki penghasilan lain.

Katanya, dari 30 perahu yang ada, hanya sekitar lima sampai 15 perahu yang nekat melaut saat cuaca buruk berlangsung. 

"Biasanya kan setelah salat subuh, para nelayan itu ke sini (Pantai Depok) untuk siap-siap melaut. Tapi ngantre dulu, nanti ada regu pendorong perahu dari daratan ke laut," jelasnya. 

Kemudian, para nelayan akan mencari ikan di laut sampai hasil tangkapannya memuaskan.

Terkadang, nelayan yang selesai melaut atau pulang melaut sekitar pukul 14.00 WIB atau sampai sehari berikutnya.

"Tapi kalau cuaca enggak bersahabat kayak gini, ya saya mending milih enggak melaut. Apalagi sekarang musim ikan enggak menentu. Hasil tangkapannya juga sulit, enggak bisa diprediksi," terangnya. 

Supardi menjelaskan, seharusnya saat ini adalah musim ikan bawal putih.

Akan tetapi, dikarenakan kondisi tidak bagus, maka pernah tidak ada hasil tangkapan ikan.

"Padahal, kalau cuaca stabil ikan bisa sampai 20 kilogram sampai setengah kwintal. Itu saja sudah lumayan omzetnya. Misalnya, harga bawal putih itu sekitar Rp300 ribu sampai Rp400 ribu per kilogram tergantung ukuran ikan," tuturnya.

Ia dan beberapa rekannya kadang memanfaatkan waktu tidak melaut untuk mengisi kegiatan lain.

Beberapa di antaranya memperbaiki kapal dan bekerja buruh lain untuk mencari penghasilan tambahan.

Senada, Itok (35), nelayan lain di Pantai Depok, sekaligus warga Kapanewon Kretek, mengaku tidak bisa menggambarkan dengan kata-kata terkait kondisi hasil tangkapan ikan saat ini.

"Tadi saya berangkat melaut pukul 06.00 WIB, tapi sepi. Yaudah sekitar pukul 10.00 WIB, saya naik ke daratan. Hasilnya sedikit ya gimana lagi, saya milih balik saja lah. Orang sekarang saya malah tombok (rugi)," jelasnya. 

Ia pun mengaku selama ini hasil tangkapan ikan tidak stabil.

Namun, saat cuaca cerah, hasil tangkapan ikan bisa sekitar 30 kilogram sampai satu kwintal.

Di mana, nota kotornya senilai Rp2 juta sampai Rp3 juta.

"Saya ini kan fokusnya hanya penghasilan laut. Kalau enggak bisa melaut ya, nanti saya nyambi keja di tempat speed boat. Kan dekat sini ada tempat wisata yang nyediain speed boat, tapi kalau enggak musim liburan ya juga sepi pelanggan," tutupnya.(*)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved