Jelang Iduladha, Jasa Ojek Kambing di Gunungkidul Ikut Kecipratan Rezeki 

Untuk mengangkut kambing, mereka menyediakan bronjong atau keranjang yang sebagian besar berwarna hijau.

Tribun Jogja/Nanda Sagita Ginting
OJEK KAMBING - Pembeli hewan kurban di Gunungkidul saat menaikan kambingnya ke atas jok motor, Senin (2/6/2025).Jelang Hari Raya Kurban, jasa ojek kambing di Gunungkidul ikut kecipratan rezeki 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Nanda Sagita Ginting 

TRIBUNJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL - Penyedia jasa ojek kambing di Pasar Hewan Munggi, Kapanewon Semanu, Kabupaten Gunungkidul, ikut kecipratan rezeki menjelang perayaan Iduladha atau hari raya kurban. 

Di dekat pintu masuk pasar terdapat tenda kecil yang menjadi pangkalan ojek penyedia jasa antar hewan kurban tersebut. 

Di tempat inilah para penyedia jasa ojek kambing  menawarkan layanan kepada para pelanggan seusai membeli hewan kurban dari pasar.

Uniknya, untuk mengangkut kambing, mereka menyediakan bronjong atau keranjang yang sebagian besar berwarna hijau.

Namun, jika ada pelanggan yang tidak  ingin memakai bronjong maka kambing langsung diletakkan di jok belakang motor kemudian diikat tali.

Sigit Riyanto (52), seorang penyedia jasa ojek kambing di Pasar Munggi tersebut mengatakan setiap menjelang Iduladha pengguna jasa ojek kambing meningkat dibandingkan hari biasa. 

"Biasanya narik ojek itu setiap pasaran atau Kliwonan, kalau  ojek selain kambing tetap bawa penumpang biasa juga. Karena, kebetulan ini mendekati Iduladha jadi memang pelanggannya meningkat," tuturnya saat ditemui di lokasi pada Senin (2/6/2025).

Baca juga: Pariwisata Bersih, Pemerintah Gunungkidul Serukan Perangi Pungli

Dia mengatakan jika hari biasa rata-rata bisa membawa hingga 8 ekor kambing.

Sementara, menjelang Iduladha seperti ini bisa membawa hingga 15 ekor kambing. 

"Untuk harganya disesuaikan dengan jarak saja, pernah ngantar sampai ke Bantul juga, kalau pendapatan tergantung rezeki tidak menentu ya, kadang sehari bisa sampai Rp150 ribu," terangnya.

Sigit menuturkan saat ini ada sekitar belasan orang menyediakan jasa ojek kambing yang tergabung dalam paguyuban ojek pasar Munggi. 

"Kalau narik ojek itu setiap pasaran atau Kliwonan. Dari dulu di sini, sudah puluhan tahun menekuni jadi ojek kambing seperti ini. Dari harga bensin itu masih Rp500 per liternya," ucapnya.

Dia mengatakan untuk membawa kambing agar tetap tenang saat di perjalanan, biasanya mereka mengikat keempat bagian kaki kambing secara berkaitan sehingga tidak bergerak. 

"Ya ditali kakinya, agar tidak bisa gerak-gerak. Kalau ngojeknya kambing satu ditambah pemiliknya, kambingnya diikatkan diletakkan di depan, lalu diikat," terangnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved