Perajin Besek di Bero Klaten Mulai Kebut Produksi, Bersiap Hadapi Lonjakan Permintaan saat Iduladha

Mereka mulai mengebut produksi pembuatan besek menyambut permintaan yang biasa melonjak mendekati Hari Raya Kurban.

|
Penulis: Dewi Rukmini | Editor: Muhammad Fatoni
Tribun Jogja/ Dewi Rukmini
PRODUKSI BESEK - Sejumlah perajin besek di Desa Bero, Kecamatan Trucuk, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, sedang memproduksi besek, pada Minggu (18/5/2025). 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Dewi Rukmini

TRIBUNJOGJA.COM, KLATEN - Para perajin besek atau wadah dari anyaman bambu di Desa Bero, Kecamatan Trucuk, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, mulai bersiap-siap menerima lonjakan pesanan menjelang Iduladha atau Hari Raya kurban 2025. 

Mereka mulai mengebut produksi pembuatan besek menyambut permintaan yang biasa melonjak mendekati Hari Raya Kurban.

Seperti yang dilakukan seorang pengrajin besek asal Desa Bero, Kecamatan Trucuk, bernama Lilis Istiqomah. 

Perempuan berusia 40 tahun itu mulai menambah jumlah pekerja untuk memproduksi besek anyaman bambu.

Pekerja yang dimaksud adalah tetangga dan saudaranya yang kebanyakan adalah Ibu Rumah Tangga.

Mereka membantu Lilis membuat besek untuk persiapan pesanan saat Iduladha.

Meskipun saat ini, belum terlihat peningkatan permintaan yang cukup signifikan.

"Biasanya jelang Iduladha kan permintaannya naik, biasanya kurang sebulan sudah ada pesana. Tapi saat ini belum, jadi kami masih siap-siap saja. Ini dikerjakan bareng-bareng dengan empat sampai lima orang tetangga dan saudara. Karena kalau nanti pesanannya banyak biar kesampaian. Sebab, pesannya suka pada mepet (waktu Iduladha)," ucap Lilis kepada Tribunjogja.com, Minggu (18/5/2025). 

Baca juga: Dishub Klaten Berencana Pasang Palang Pintu di Perlintasan Sebidang Desa Taji dan Pokak Ceper 


 
Lilis menyebut, jika dikerjakan sendiri, setiap hari bisa memproduksi sekitar 20 besek.

Namun, jika dikerjakan bersama-sama ia bisa memproduksi sebanyak 100 besek per hari. 

Dia mengatakan, saat mendekati Hari Raya Kurban biasanya permintaan penjualan besek meningkat sekitar 50 persen ketimbang hari biasa.

Jika hari biasa Lilis sering mendapatkan pesanan sebanyak 100-200 besek per orang, pada saat Iduladha Lilis bisa menerima pesanan hingga 600 besek per orang. 

"Pesan besek untuk wadah daging, karena biar ramah lingkungan. Lebih higienis dan sekali pakai juga, tapi daripada plastik, besek lebih ramah lingkungan karena terbuat dari bambu. Jadi kalau bambu sekali pakai terus dibuang tidak masalah," jelasnya.

Melihat penjualan tahun lalu, Lilis menyebut kebanyakan pemesan besek berasal dari berbagai wilayah di Kabupaten Klaten, semisal Kecamatan Delanggu.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved