Tidak Ada Opsi Lain, Lahan Eks Menara Coffee Kotabaru Jadi Tempat Relokasi Warga TKP ABA

Ia memandang, lokasi tersebut masih berada di pusat Kota Yogyakarta dan tidak terlalu jauh dari kawasan Malioboro

Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Yoseph Hary W
TRIBUN JOGJA/AZKA RAMADHAN
TEMUI WARGA: Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, saat menemui ratusan warga TKP Abu Bakar Ali, Kamis (15/5/25). 

TRIBUNJOGJA.COM - Pemkot Yogyakarta menegaskan lahan eks Menara Coffee di kawasan Kotabaru jadi satu-satunya opsi relokasi untuk warga Tempat Khusus Parkir (TKP) Abu Bakar Ali (ABA)

Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, berujar, dengan tenggat waktu yang sudah terlewat, per Selasa (13/5/25) lalu, mau tidak mau pihaknya harus memberikan solusi dan kepastian tempat relokasi.

"Hari ini tidak ada opsi lain, yang visible dan terjangkau hanya lahan eks Menara Coffee, tidak ada opsi lain. Cukup untuk memfasilitasi ratusan jukir dan pedagang," katanya, selepas menemui warga TKP ABA, Kamis (15/5/25).

Ia memandang, lokasi tersebut masih berada di pusat Kota Yogyakarta dan tidak terlalu jauh dari kawasan Malioboro, sehingga cenderung terjangkau untuk diakses wisatawan.

Baca juga: Temui Warga TKP ABA Jelang Relokasi, Wali Kota Yogya Hasto Wardoyo Tak Kuasa Menahan Tangis

Bahkan, Pemkot Yogyakarta juga sudah menawarkan keringanan-keringanan terkait retribusi, supaya tidak membebani para pelaku usaha yang direlokasi.

"Itu tidak jauh dari sini, bisa di-upgrade, marketable lah. Bisa jadi tempat yang mudah dijangkau. Semua, baik jukir dan pedagang. Tempat itu kan luas, bisa untuk jualan juga," jelasnya.

"Ini boleh dipakai dalam waktu lama. Hanya, selama dua tahun, kita berikan free, karena mereka biar hidup dan berkembang dulu," urai Hasto.

Ke depannya, para jukir dan pedagang eks TKB ABA pun ada kemungkinan untuk diboyong menuju kantong parkir di Giwangan yang sedang disiapkan pemerintah. 

Namun, lokasi yang diprioritaskan untuk armada bus pariwisata tersebut belum dapat dioperasionalkan dalam waktu dekat, sehingga harus ada tempat singgah sementara.

"Giwangan masih lama, bisa jadi bagian tiga tahun lagi. Karena kan butuh perencanaan, kemudian pembangunan. Tapi, yang di sini tidak akan dipindah ke Ketandan dan Batikan," ujarnya. (aka)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved