Kasus Keracunan Massal Program MBG, Pemerintah Siapkan Mekanisme Kompensasi bagi Korban
Kasus keracunan massal dalam program makan bergizi gratis (MBG) mendapatkan perhatian serius dari pemerintah.
Penulis: Hari Susmayanti | Editor: Hari Susmayanti
TRIBUNJOGJA.COM, JAKARTA - Kasus keracunan massal dalam program makan bergizi gratis (MBG) mendapatkan perhatian serius dari pemerintah.
Pemerintah pusat melalui Badan Gizi Nasional (BGN) pun terus melakukan perbaikan layanan untuk mencegah kejadian terulang.
Selain itu saat ini pemerintah tengah mencari mekanisme kompensasi bagi korban keracunan dalam program MBG ini.
Dikutip dari Kompas.com, Kepala BGN, Dadan Hindayana mengatakan pemerintah menginginkan tidak ada kasus keracunan massal lagi dalam program MBG.
“Kami sedang mencari mekanisme bagaimana kompensasi untuk hal-hal yang seperti ini,” ujar Kepala BGN Dadan Hindayana saat memberikan keterangan pers di Gedung Ombudsman RI, Jakarta, Rabu (14/5/2025), dikutip dari Kompas.com.
“Tidak pernah terpikirkan karena kami kan tidak menginginkan hal ini terjadi. Kami inginkan nol kejadian,” lanjutnya.
Dalam kasus keracunan massal yang terjadi beberapa kali sebelumnya, pemerintah daerah telah turun tangan dalam pengobatanya.
Selain itu, Dadan mengatakan bahwa dirinya turut membantu pengobatan korban keracunan MBG.
“Secara personal sudah dilakukan, cuma saya tidak enak lah mengungkapkannya. Jadi, ada beberapa pasien yang kami datangi, kemudian ya bukan dari BGN lah, sementara ini dari personal ya,” ujarnya.
Baca juga: BARU TERUNGKAP! Ternyata Blokir Sertifikat Tanah Sengketa oleh BPN Hanya Berlaku 30 Hari
Diketahui, sebanyak 22 dari 171 siswa di Kota Bogor, Jawa Barat, harus dirawat inap di sejumlah rumah sakit setelah diduga mengalami keracunan akibat menu MBG.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor Sri Nowo Retno mengatakan, ratusan siswa yang mengalami keracunan berasal dari enam sekolah di Kota Bogor.
Dengan rincian, TK Bina Insani (18 siswa), SD Bina Insani (2 siswa), SMP Bina Insani (82 siswa), SD Negeri Kukupu 3 (9 siswa), SD Negeri Kedung Jaya 1 (16 siswa), dan SD Negeri Kedung Jaya 2 (43 siswa). Sebelumnya, kejadian keracunan MBG terjadi di Cianjur.
Puluhan siswa Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 dan SMP PGRI 1 Cianjur, Jawa Barat, keracunan massal usai menyantap makanan dari program MBG pada 21 April 2025.
Kemudian, berdasarkan catatan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), dalam kurun waktu tiga bulan sejak Program MBG berjalan, tercatat sedikitnya 320 siswa diduga keracunan makanan dari paket MBG yang dibagikan kepada siswa di beberapa daerah.
Dengan kata lain, sekitar 0,0156 persen kasus jika dibandingkan dengan penerima manfaat Program MBG yang mencapai sebanyak 2,05 juta anak per Maret 2025.
Pemda DIY Dorong Ikan Lokal untuk Program Makan Bergizi Gratis |
![]() |
---|
Orangtua Siswa di Kulon Progo Khawatirkan Kualitas MBG Usai Kejadian Keracunan Makanan di Wates |
![]() |
---|
Hadiri Salawat Kebangsaan di Ponpes Ora Aji Sleman, Wapres Gibran Mohon Program Pemerintah Didukung |
![]() |
---|
Susu Produksi Peternak Lokal Sleman Didorong Bisa Masuk Menu MBG |
![]() |
---|
Dinkes Kulon Progo Catat Lebih dari 400 Pelajar di Wates Alami Gejala Keracunan Diduga dari MBG |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.