Sikapi Tren Ekonomi Global, Apindo DIY Usulkan Pembangunan Pusat UMKM pada Rakerkonprov 2025
Ketua DPP Apindo DIY, Buntoro, mengatakan pihaknya telah mengajukan pembangunan sentra UMKM ke Pemkab Sleman.
Penulis: Miftahul Huda | Editor: Yoseph Hary W
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Dewan Pengurus Provinsi (DPP) Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menggelar Rapat Kerja dan Konsultasi Provinsi (Rakerkonprov) 2025 dalam merespons gejolak ekonomi global.
Dalam Rakerkonprov bertema UMKM Kuat-Yogyakarta Hebat tersebut, Apindo DIY membahas tentang upaya menciptakan ekosistem ekonomi mandiri, khususnya di sektor UMKM wilayah DIY.
Ketua DPP Apindo DIY, Buntoro, mengatakan pihaknya telah mengajukan pembangunan sentra UMKM ke Pemkab Sleman.
Upaya ini sebagai salah satu cara menciptakan peluang pasar yang dapat dimanfaatkan pelaku usaha UMKM.
Langkah ini juga dinilai bagus dalam menangkal 'invasi' produk dari Cina yang kian meluas di pasaran.
"Kami ke Pemda Sleman, kami minta adanya pasar UMKM, Pusat UMKM sehingga prosesnya transaksi berjalan baik," katanya, saat memberikan pengarahan peserta Rakerkonprov, di Greenhost Hotel, Kamis (8/5/2025).
Apindo DIY juga meminta adanya pendampingan dari pemerintah agar para pelaku usaha bisa sama-sama naik kelas.
"Nah, inilah yang menjadi fokus kita. Kalau kita siapkan pasarnya, tapi kalau pembinaan gak ada ya, percuma," imbuhnya.
Menurut Buntoro, peran pemerintah menjadi penting lantaran selama ini produsen lokal masih kalah bersaing dengan produk dari Cina.
Penyebabnya karena harga bahan baku yang digunakan produsen Indonesia mahal, sehingga ketika produk akan dipasarkan harganya bisa dua kali lipat dari produk Cina.
"Baru beli material saja sudah mahal dari harga barang yang dijual Cina. Saya beli material di toko itu harga lebih besar dari pabrik. Biaya produksi mahal," ungkapnya.
Sementara Anthony Hilman selaku Ketua Bidang Organisasi DPN Apindo, mengatakan perlu adanya semangat baru bagi para anggota Apindo di tengah trend ekonomi global saat ini.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Nasional, ekonomi di DIY diperkirakan tumbuh 5,2 sampai 5,5 persen untuk tahun ini.
"Namun tingkat pengangguran terbuka pada 2024 mencapai 4,36 persen atau 84.000 orang, lebih tinggi dari rata-rata nasional. Ini menjadi alarm penting," ujarnya.
Menurutnya masih terjadi mismatch antara kebutuhan kerja dengan industri. Sehingga penting dilakukan penguatan dari seluruh aspek.
"Akses pembiayaan, digitalisasi UMKM menjadi hambatan dalam meningkatan daya saing dan perluasan pasar terutama usaha mikro kecil dan menengah. Ini penting," katanya.
Pihaknya berharap Apindo DIY bersama pemerintah setempat semakin responsif dan adaptif dalam menyikapi trend ekonomi global. (hda)
SisBerdaya dan DisBerdaya 2025 Jembatani Kesenjangan Teknologi bagi UMKM Perempuan |
![]() |
---|
Penegasan Wabup Sleman soal Pentingnya Bela UMKM Lokal |
![]() |
---|
Strategi Dunia Usaha di DIY Hadapi Gejolak Ekonomi Global |
![]() |
---|
Apindo DIY Desak Pemerintah Lakukan Diversifikasi Pasar untuk Hadapi Tarif Trump |
![]() |
---|
Koperasi dan Pelaku UMKM Kulon Progo Diminta Jaga Kualitas dan Kuantitas Produk di Tomira |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.