Wisata Jogja

Kunjungan Wisatawan Mancanegara DIY Turun, Ini Penyebabnya Menurut GIPI

GIPI) DIY menyebut penurunan kunjungan wisman ke DIY karena berbagai permasalah, baik internasional, nasional, maupun regional.

Tribun Jogja/ Yuwantoro Winduajie
WISATAWAN MANCANEGARA: Foto dok. ilustrasi Sejumlah wisatawan mancanegara saat mengunjungi pasar Beringharjo Kota Yogyakarta pada Senin (25/9/2023). GIPI DIY menyebut penurunan kunjungan wisman ke DIY karena berbagai permasalah, baik internasional, nasional, maupun regional. 

Laporan Reporter Tribun Jogja Christi Mahatma Wardhani

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA- Kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke DIY pada triwulan I 2025 turun 30,33 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2024.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) DIY, kunjungan wisman ke DIY pada triwulan I 2025 sebanyak 15.989. Sedangkan pada triwulan I tahun 2024 jumlah kunjungan wisman mencapai 22.950. 

Menurut Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) DIY, Bobby Ardyanto Setyo Ajie, penurunan kunjungan wisman ke DIY karena berbagai permasalah, baik internasional, nasional, maupun regional.

“Dampak trade war (perang dagang) Amarika - China (Tiongkok), perang Ukraina dan Rusia, dan masih panasnya jalur Gaza pasti sangan mempengaruhi perkembangan kunjungan internasional. Baik dari sisi ekonomi hingga keamanan, dan positioning tourism bukan lagi menjadi kebutuhan pokok, melainkan sekunder dengan situasi seperti itu,” katanya, Minggu (04/05/2025).

Sementara dari sisi nasional, dampak Instruksi Presiden No 1 Tahun 2025 masih dirasakan oleh industri pariwisata. Termasuk adanya pelarangan study tour di beberapa daerah yang turut memperburuk kondisi pariwisata DIY.

“Ini menjadi “adjust moment” bagi dunia pariwisata, untuk menyesuaikan produk dan market sharenya. Tentunya memerlukan waktu menuju stabilitas kembali,” terangnya.

Ia melanjutkan GIPI DIY bersama seluruh stakeholder pariwisata termasuk pemerintah melakukan pendataan industri pariwisata, mulai dari hotel, homestay, kampung wisata.

Pendataan tersebut untuk mengetahui jumlah kapasitas penginapan berdasarkan kategorinya. 

Tentunya, hal itu juga akan memengaruhi strategi dalam menentukan harga dan komparasi kompetitor sekitar DIY.

Pihaknya juga melakukan kajian sejauh mana dampak infrstruktur memengaruhi perkembangan pariwisata DIY.

“Perlu memaksimalkan sumber daya yang ada di DIY untuk mengoneksikan potensi event, mulai dari health tourism, sport tourism, desa wisata, serta perguruan tinggi DIY dengan industri pariwisata untuk menggiatkan weekdays tourism,” ujarnya.

“Termasuk regulasi yang membahas dan memperjuangkan relaksasi fixed cost dan kewajiabn idnustri pariwisata terhadap pemrrintah kabupaten, Pemda DIY, maupun pemerintah pusat, berkaitan dengan PLN, PDAM, pajak, dan lain-lain,” imbuhnya. (maw)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved