Wisata Jogja

Dispar Bantul Siapkan Belasan TPR Darurat Masuk Pantai Parangtritis hingga Pandansimo

TPR darurat tersebut tersebar mulai dari TPR Parangtritis, Baros, Samas, Pandansari, Goa Cemara, Kuwaru, Cangkring, Pantai Baru, hingga Pandansimo.

Tribun Jogja/Usman Hadi
TPR PANTAI: Foto dok ilustrasi Tempat Pemungutan Retribusi (TPR) Induk Pantai Parangtritis. Menyusul rencana operasional jembatan Pandansimo, TPR darurat pantai selatan Bantul disiapkan. 

TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Dinas Pariwisata Kabupaten Bantul belum bisa memastikan jadwal perpindah tempat pemungutan retribusi (TPR) Parangtritis sementara, lantaran belum ada kepastian kapan Jembatan Pandansimo baru akan dibuka.

Subkoordinator Kelompok Substansi Promosi Kepariwisataan Dinas Pariwisata Kabupaten Bantul, Markus Purnomo Adi, menyebut, perpindahan TPR itu sebenarnya sebagai antisipasi banyaknya wisatawan masuk objek wisata tanpa membayar retribusi. 

"Karena, dekat sana kan ada Jembatan Pandansimo baru dan rencananya akan dibuka dalam beberapa waktu. Jadi, kapan kami mau memindahkan TPR itu, kami belum bisa memastikannya dan karena sampai sekarang kami juga belum mengetahui jadwal pembukaan jembatan baru itu," katanya saat dikonfirmasi Tribunjogja.com, Jumat (9/5/2025).

Akan tetapi, seandainya Jembatan Pandansimo baru itu akan dibuka, maka pihaknya akan mendirikan TPR darurat yang terbentuk dari tenda-tenda pemberian corporate social responsibility (CSR).

"Kalau tidak salah nanti bisa jadi ada 15-an tenda darurat yang nantinya sewaktu-waktu dipakai atau dibutuhkan dengan catatan TPR sementara di selatan jalur jalan lintas selatan (JJLS) belum dibangun," ujar dia.

Adapun titik TPR darurat tersebut tersebar mulai dari TPR Parangtritis, Baros, Samas, Pandansari, Goa Cemara, Kuwaru, Cangkring, Pantai Baru, hingga Pandansimo. Lalu, dalam satu titik TPR nanti ada yang membutuhkan tidak hanya satu tenda TPR darurat, dikarenakan banyaknya petugas TPR yang berjaga. 

"Misalnya untuk TPR darurat di Pantai Parangtritis. Karena di sana yang jaga 10 orang, ya kemungkinan nanti ada dua atau tiga tenda yang didirikan di sana. Karena satu tenda itu kan ukurannya sekitar 3×3 meter dan itu tidak mungkin bisa diisi oleh 10 petugas kita yang berjaga di TPR itu," paparnya.

Lebih lanjut, demi kenyamanan para petugas yang berjaga di TPR darurat itu, maka pihaknya berencana memberikan sarana tambahan berupa kipas angin. Pasalnya, apabila cuaca panas, dikhawatirkan para petugas TPR nanti merasa gerah dan tidak optimal dalam bekerja.

"Dan tenda dari CSR itu kan ada jendelanya. Jadi, bentuknya hampir sama seperti tenda posko pengamanan. Biar petugas kita nyaman, aman, dan bekerja dengan optimal sembari rencana pembuatan TPR baru terealisasi," tutupnya.(nei)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved