Pengemis di Klaten Berasal dari Yogyakarta, Wonogiri, Solo, Sukoharjo, Berangkat Pagi Pulang Sore
Sekitar 70 persen berasal dari luar wilayah Klaten, semisal dari Wonogiri, Sukoharjo, Solo Surakarta, dan Yogyakarta. Ada juga dari wilayah Klaten
Penulis: Dewi Rukmini | Editor: Iwan Al Khasni
Tim Gabungan Satpol PP Razia 14 Pengamen dan Pengemis Jalanan
Laporan Reporter Tribun Jogja, Dewi Rukmini
TRIBUNJOGJA.COM, KLATEN - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Klaten melalui Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Damkar Klaten menggelar kegiatan operasi penertiban Pengemis Gelandangan dan Orang Terlantar (PGOT) pada Selasa (29/4/2025).
Kegiatan dalam rangka cipta kondisi tertib di wilayah Kabupaten Klaten itu melibatkan 17 personel gabungan dari Satpol PP, TNI, Polri, serta Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendali Penduduk, Kesbangpol, dan Keluarga Berencana (Dissos P3APPKB) Kabupaten Klaten.
Kegiatan itu sekaligus untuk menegakkan Perda Kabupaten Klaten Nomor 3/2018 tentang Penanggulangan Gelandangan dan Pengemis, serta Perda Nomor 12/2013 terkait Ketertiban Kebersihan dan Keindahan.
Kabid Penegakkan Perda dan Perbup Satpol PP Damkar Klaten, Sulamto, mengatakan kegiatan pagi itu menyasar PGOT baik pengamen, manusia silver, maupun orang yang melakukan kegiatan di jalan raya yang sekiranya menggangu serta meresahkan pengguna jalan.
"Tadi dari Prambanan sampai Tegalgondo (Kecamatan Wonosari) di jalur nasional, kami sasar semua traffic light. Lalu hasilnya, kami mengamankan sekitar 14 PGOT, 13 laki-laki dan satu perempuan," ungkap Sulamto saat dihubungi Selasa (29/4/2025).
Pihaknya merincikan dari jumlah itu, yang tertangkap meliputi pengemis anak-anak, pengemis disabilitas, pengemis dewasa, manusia badut, manusia silver, dan pengemis boneka mampang masing-masing dua orang. Mereka yang terciduk tim gabungan Satpol PP, paling muda berusia 13 tahun dan tertua 55 tahun.
"Sekitar 70 persen berasal dari luar wilayah Klaten, semisal dari Wonogiri, Sukoharjo, Solo Surakarta, dan Yogyakarta. Ada juga yang dari wilayah Klaten," katanya.
Sulamto menyebut, PGOT yang berasal dari luar wilayah Klaten rata-rata menyewa rumah indekos di sekitar lokasi mengamen, meski begitu, banyak juga yang memilih berangkat dari daerah asal menuju mangkal di Kabupaten Klaten setiap hari.
"Seperti yang dari Yogyakarta, Wonogiri, Solo, dan Sukoharjo itu nglaju. Jadi mereka setiap hari pulang-pergi. Ada yang tiap pagi datang dan sorenya pulang," ujarnya.
Sulamto menjelaskan tindak lanjut untuk 14 PGOT yang dirazia itu lantas diserahkan ke Rumah Singgah Dissos P3APPKB Kabupaten Klaten.
Nanti Dinas Sosial akan memberikan pembinaan teknis dan telaah sosial kepada para PGOT sesuai ketentuan.
"Kalau untuk pengamen anak-anak, tadi Dinas Sosial dan kami sepakat agar melanjutkan pendidikannya, dan yang satunya (perempuan) akan dilatih keterampilan menjahit ataupun make up artis," tuturnya.
Disebutkan, pengamen anak-anak itu adalah kakak beradik. Sang kakak yang seorang perempuan dikatakan sudah lulus SMP, sedangkan adiknya belum tamat SD alias masih kelas 5 SD tetapi tidak diteruskan.
"Orang tuanya masih hidup dan mereka warga asli Klaten. Cuma keadaannya memang kekurangan. Tapi orang tuanya tadi sudah datang ke kantor Satpol PP untuk minta penjelasan," tandasnya.
Pengemis Kaya
Seorang kakek yang berprofesi sebagai pengemis di Simpang 4 Jalan Kawi, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri, Jawa Timur (Jatim) memiliki tabungan sebanyak Rp 40 juta.
Keberadaan uang itu terungkap setelah pengemis berinisial AR (70) itu diamankan oleh petugas Satpol PP.
Petugas Satpol PP Kota Kediri sebelumnya mendapatkan laporan adanya pengemis yang memaksa meminta uang.

Setiap meminta uang, pengemis itu seringkali menggebrak kap atau pintu pengendara mobil yang tengah berhenti di lampu merah.
Laporan itu kemudian ditindaklanjuti dengan melaksanakan razia dan akhirnya berhasil mengamankan AR.
"Jadi, kemarin itu kan ada pengaduan masyarakat bahwa di perempatan Jalan Kawi ada yang minta-minta sifatnya maksa, gebrak mobil, gebrak motor, akhirnya kami tindaklanjuti. Pagi tadi baru ketemu yang bersangkutan, terus kami amankan ke Mako Satpol PP untuk didata dan dibina,” ujar Kabid Trantib Satpol PP Kota Kediri, Agus Dwiratmoko, dikutip dari Surya.co.id.
Dari tangan AR, petugas Satpol PP memiliki dua tas tanggung yang berisi uang puluhan juta.
Uang itu merupakan hasil dari mengemisnya.
Uang-uang dalam pecahan kecil hingga pecahan Rp 100 ribu itu disimpannya di dalam tas.
"Dia ini membawa dua tas tanggung, setelah kami tanya, dengan kesadaran dia memperlihatkan isinya ternyata isinya duit receh dan sudah dibendeli (Rp 100 ribuan) itu. Menurut yang bersangkutan sekitar Rp 30-40 juta," terang Agus.
Dari pengakuan AR, untuk mendapatkan uang Rp 150 ribu, dia hanya membutuhkan waktu 2-3 jam saja.
Padahal, setiap hari dia mengemis dari pagi sampai malam hari.
AR mengaku selalu membawa semua uangnya ke mana-mana, karena takut dicuri orang.
Selain itu, ia juga diketahui tidak memiliki istri maupun anak. Saat ini, ia tinggal bersama saudara-saudaranya di Kecamatan Mojoroto.
"Dia pagi sampai malam. Ke mana-mana duit dibawa, takut diambil orang katanya. AR ini tidak punya istri dan anak. Dia tinggal di rumah bersama saudara-saudaranya. Sekarang kami sudah kembalikan, dan kami minta untuk tidak mengemis lagi," terang Agus.
Satpol PP Kota Kediri mengimbau masyarakat untuk tidak memberikan uang kepada pengemis di jalanan, agar tidak semakin banyak orang yang memanfaatkan belas kasihan dengan cara yang tidak semestinya.
Pihaknya juga akan terus melakukan patroli guna menertibkan para pengemis yang beroperasi di persimpangan jalan.
"Kami juga aktif melakukan patroli, untuk memastikan bahwa tidak ada lagi aktivitas yang meresahkan atau mengganggu pengguna jalan di kawasan Kota Kediri," ujar Agus. (*/drm/kompas.com)
Rencana Revitalisasi dan Penataan Keramba Waduk Rowo Jombor Klaten |
![]() |
---|
Realisasi Penggunaan Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau 2025 di Klaten |
![]() |
---|
Pemkab Klaten dan Pemprov Jateng Tunggu Solusi Tutupnya PD BKK Klaten |
![]() |
---|
Gelar Sambung Rasa di Desa Pucang Miliran Tulung, Bupati Hamenang Resmikan Gedung Kesenian |
![]() |
---|
Tawon Vespa Sengat Warga Klaten Saat Cari Rumput hingga Dirawat di Rumah Sakit |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.