Pengeboran Sumur Dalam dan Pipanisasi Jadi Opsi Penanganan Krisis Air Bersih di Kemalang Klaten

Untuk menyelesaikan masalah itu, Pemkab Klaten berencana menggandeng Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). 

Penulis: Dewi Rukmini | Editor: Muhammad Fatoni
Dok.Istimewa
PERTEMUAN - Bupati Klaten, Hamenang Wajar Ismoyo, Wakil Bupati Klaten, Benny Indra Ardhianto, dan perwakilan Bidang Kedaruratan BNPB Pusat, Komara Nugraha, saat bertemu beberapa waktu lalu. 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Dewi Rukmini

TRIBUNJOGJA.COM, KLATEN - Masalah krisis air bersih saat musim kemarau yang menimpa sejumlah desa di Kecamatan Kemalang masih menjadi salah satu pekerjaan rumah (PR) bagi Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Klaten.

Untuk menyelesaikan masalah itu, Pemkab Klaten berencana menggandeng Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). 

Pemkab Klaten dan perwakilan tim BNPB pun telah melakukan rapat koordinasi terkait darurat kekeringan di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, belum lama ini.

Rapat yang berlangsung di Ruang Kerja Bupati Klaten itu diikuti Bupati Klaten, Hamenang Wajar Ismoyi, Wakil Bupati Klaten, Benny Indra Ardhianto, dan jajaran pejabat Pemkab Klaten, serta OPD terkait. 

Bupati Klaten, Hamenang Wajar Ismoyo, mengatakan dalam pertemuan itu ada beberapa opsi maupun paket bantuan yang bisa digulirkan untuk menangani masalah krisis air bersih di wilayah Lereng Merapi.

"Salah satunya adalah sumur dalam. Kami juga mengusulkan pipanisasi atau pemompaan air (mengalirkan air dari sumbernya ke daerah lebih tinggi)," katanya. 

Pihaknya juga membentuk tim kajian yang akan mengecek lokasi dan mengkaji apa saja yang diperlukan untuk menangani masalah kekeringan.

Lalu tim tersebut membuat proposal untuk diteruskan ke pemerintahan pusat.

Baca juga: Ratusan Warga Berebut Delapan Gunungan Hasil Bumi di Festival Candi Kembar Klaten

Dikatakan, pemerintah pusat memiliki dana siap pakai (DSP) untuk menangani masalah darurat. 

Menurut Hamenang, di Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten sampai saat ini ada sekitar tiga desa yang mengalami dampak kekeringan setiap musim kemarau. Antara lain Desa Sidorejo, Tlogowatu, dan Tegalmulyo. 

"Tapi Alhamdulillah, dulu ada tujuh kecamatan yang terdampak. Saat ini tinggal satu kecamatan dan terakhir ada tiga sampai empat desa yang menjadi fokus kami. Karena masalah itu memang jadi salah satu program prioritas kami dan Mas Wakil Bupati berkaitan dengan Banyu Lancar," jelasnya. 

Dia melanjutkan, tiga desa tersebut membutuhkan dukungan pemerintah karena berada di wilayah dataran tinggi.

Dijelaskan, warga sudah berupaya melakukan pengeboran sumur dalam berkali-kali untuk mencari sumber air, namun tidak berhasil. Lantaran debit air sumur yang ditemukan hanya kecil. 

"Selain kontur tanah, jarak wilayah untuk menarik (mengaliri) air dari bawah ke atas itu kurang lebih 30 km. Nah itu menjadi PR kami. Tapi kalau ada DSP dari program kerja sama dengan BNPB, harapannya tahun depan permasalahan air di Kabupaten Klaten bisa selesai," ucapnya. 

Sumber: Tribun Jogja
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved