PPP Kota Yogyakarta Bakal Tinggalkan Gaya Konvensional, Tempuh Upaya Modernisasi

DPC Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Kota Yogyakarta mencanangkan misi untuk meninggalkan konsep-konsep konvensional.

Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUN JOGJA/AZKA RAMADHAN
Agenda syawalan dan sarasehan yang digelar DPC PPP Kota Yogyakarta, Minggu (27/4/2025). 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - DPC Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Kota Yogyakarta mencanangkan misi untuk meninggalkan konsep-konsep konvensional.

Upaya modernisasi pun ditempuh untuk bersaing dengan partai politik lain, sekaligus meneguhkan posisi dalam proses pembangunan Kota Yogyakarta.

Ketua DPC PPP Kota Yogyakarta, Hasan Widagdo, menyampaikan sebagai partai kawakan, gaya-gaya konvensional memang sangat kental di tubuh PPP.

Namun, seandainya bersikeras mempertahankan konsep tersebut, ia meyakini, PPP bakal kesulitan untuk bersaing dengan partai-partai lain.

"Kalau kita tidak berubah mengikuti gaya dan pola sekarang, kita akan ketinggalan dengan partai-partai lain," ujarnya, di sela agenda Syawalan dan Sarasehan DPC PPP Kota Yogya, Minggu (27/4/2025).

Salah satu perubahan yang dimaksud adalah, pola-pola kegiatan yang sebelumnya senantiasa dibarengi dengan pengerahan massa berjumlah fantastis.

Saat ini, pihaknya pun lebih mengedepankan agenda-agenda sarasehan dan duduk bersama, untuk diskusi dan saling bertukar pikiran dengan kader.

"Kita ubah menjadi agenda sarasehan, yang istilahnya lebih edukatif. Nah, di sini teman-teman fraksi kita jadikan narasumber, sekaligus untuk menyerap aspirasi teman-teman," ucap Hasan.

"Kalau menghadapi kontestasi politik selanjutnya masih dengan konsep konvensional, kita akan susah bersaing. Artinya, pemberdayaan dan tugas fungsi harus berjalan dengan baik," urainya.

Ia menyebut, kesuksesan meraup empat kursi DPRD Kota Yogya hasil pemilihan legislatif (pileg) 2024 silam jangan sampai membuat PPP terlena.

Bukan tanpa alasan, Hasan meyakini, tantangan dan dinamika politik ke depan bakal semakin berat, sehingga dibutuhkan sebuah perubahan.

"Permasalahan di Kota Yogya juga semakin kompleks. Mulai dari sampah, klitih, potensi kemacetan, hingga perparkiran. Biar teman-teman di legislatif dalam menjalankan ketugasannya bisa lebih bagus," cetusnya.

"Kader kami persilakan untuk memberikan evaluasi bagi para anggota fraksi, maupun organisasi. Kita akan tampung kalau ada kritik yang membangun, sekaligus untuk persiapan jelang Muktamar juga," pungkas Hasan. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved