Peringatan Hari Kartini 2025: Perempuan DIY dan Kearifan Lokal sebagai Pilar Kemajuan
Kesetaraan gender kini semakin nyata terlihat di berbagai lini kehidupan, mulai dari pendidikan, kesehatan, hingga partisipasi politik
Penulis: R.Hanif Suryo Nugroho | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Tradisi dan kemajuan perempuan di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menyatu dalam nuansa peringatan Hari Kartini 2025.
Mengusung tema “Kartini Masa Kini: Tantangan Perempuan DIY dan Kearifan Lokal”, Rembag Kaistimewan yang diselenggarakan Paniradya Kaistimewan DIY pada Kamis (24/4/2025), mengajak publik merenungkan kembali makna keberdayaan perempuan dalam bingkai budaya dan keistimewaan Yogyakarta.
Sekretaris Paniradya Kaistimewan DIY, Ariyanti Luhur Tri Setyarini, S.H., M.H., menegaskan bahwa tantangan yang dihadapi perempuan masa kini di DIY tak lepas dari konteks tradisi yang masih hidup dan dinamis.
“Kalau dulu, perempuan itu dianggap konco wingking. Tapi sekarang kita menghaturkan sembah nuwun kepada Ibu Kita Kartini, yang telah membuka akses setara antara laki-laki dan perempuan,” ujar Ariyanti.
Menurutnya, kesetaraan gender kini semakin nyata terlihat di berbagai lini kehidupan, mulai dari pendidikan, kesehatan, hingga partisipasi politik.
“Bahkan di beberapa tempat, perempuan justru diberi tempat yang lebih strategis,” imbuhnya.
Namun demikian, ia menekankan pentingnya kesiapan mental bagi perempuan untuk mengisi ruang-ruang yang kini terbuka luas.
“Jangan merasa, ‘aku perempuan, aku tidak layak’. Tidak seperti itu,” tegasnya.
Nilai-nilai keistimewaan Yogyakarta bukan sekadar simbol warisan, tetapi pijakan kokoh dalam menempatkan perempuan di ruang publik.
Ariyanti menyebutkan peran strategis perempuan dalam struktur Keraton Yogyakarta sebagai contoh konkret.
“Di Keraton, perempuan bukan hanya pelengkap. Mereka adalah pilar,” ujarnya.
Ia mencontohkan Gusti Kanjeng Ratu Hemas, yang kembali menjabat sebagai anggota DPD RI periode 2024–2029.
“Itu bentuk kepercayaan luar biasa dari Ngarsa Dalem kepada perempuan,” tambahnya.
Peran penting juga dijalankan Gusti Kanjeng Ratu Mangkubumi, putri sulung Sri Sultan HB X, yang diberi tanggung jawab atas pelestarian seni dan adat istiadat Keraton.
Beliau juga memimpin Abdi Dalem perempuan (Abdi Dalem keparak) dan Sentana Dalem putri, serta mengatur berbagai upacara sakral.
Mengenal Double Standard, Bias Gender yang Masih Mengakar di Kehidupan Modern |
![]() |
---|
Beruntungnya Jadi Wanita, Ini 6 Keistimewaan Perempuan dalam Islam |
![]() |
---|
Hari Kesetaraan Perempuan 26 Agustus, Ternyata Ini Muasalnya |
![]() |
---|
Lebih Hemat daripada ke Klinik, 5 Makanan Ini Auto Bikin Kulit Mulus |
![]() |
---|
Pemkab Sleman Sabet Penghargaan KLA Kategori Nindya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.