TERUNGKAP, Ini Penyebab Hidangan yang Bikin Ratusan Orang di Tempel Sleman Keracunan Massal

Hasil pemeriksaan Labfor Semarang ini berbeda dengan hasil uji sampel makanan yang telah dilakukan Dinas Kesehatan Sleman.

Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Muhammad Fatoni
Dok. Istimewa
ILUSTRASI - Keracunan makanan 

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Polisi mengumumkan hasil uji laboratorium forensik (Labfor) Semarang terkait kasus keracunan massal di Dusun Krasakan, Lumbungrejo, Tempel, Kabupaten Sleman

Berdasar hasil uji labfor terhadap hidangan yang membuat ratusan warga keracunan massal tersebut, ada bahan pangan yang mengandung formalin.

Polisi menduga, tercampurnya senyawa kimia ke dalam makanan tersebut ada unsur kesengajaan, sehingga proses penyelidikan atas perkara ini terus berjalan. 

"Hasil pemeriksaan di Labfor Semarang (kandungan di dalam makanan) bukan sianida. Bahasa ilmiahnya saya lupa, tapi mengandung formalin," kata Kasat Reskrim Polresta Sleman, AKP Riski Adrian, tempo hari. 

Hasil pemeriksaan Labfor Semarang ini berbeda dengan hasil uji sampel makanan yang telah dilakukan Dinas Kesehatan Sleman.

Dinkes Sleman menyebut, berdasarkan hasil pengujian, hidangan hajatan di Tempel terkontaminasi tiga bakteri yaitu Salmonella Sp, Bacillus Cereus dan bakteri E.Coli.

Sedangkan pemeriksaan Labfor Semarang hidangan mengandung formalin. 

Baca juga: Dinkes Ungkap Biang Kerok Keracunan Massal di Sleman: Makanan Terkontaminasi 3 Bakteri 

Mengapa hasilnya berbeda, kata Adrian, karena pemeriksaannya berbeda.

Uji Laboratorium Dinas Kesehatan menguji kandungan mikrobiologi di sampel makanan.

Adapun labfor Semarang menguji kandungan senyawa kimia.

Mekanisme pengambilan sampelnya pun berbeda.

Pengambilan sampel makanan untuk pengujian mikrobiologi semakin cepat akan semakin bagus.

Sebab jika sampel terlalu lama diambil maka makanan akan berjamur yang berpotensi mempengaruhi hasil. 

Tetapi, pengujian senyawa kimia kapanpun bisa karena kandungan senyawa kimia di dalam makanan tidak bisa hilang. 

"Kalau mikrobiologi mungkin waktu pembuatan bener. Tapi kemudian waktu penyajian kurang tepat, misalnya makanan dibiarkan terbuka atau apa sehingga muncul bakteri. Tapi kalau yang kami cek, kan senyawa kimia, diduga ada formalin. Ini tidak bisa tiba-tiba muncul. Pasti kan ada yang mencampur," ujar dia. 

Halaman
123
Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved