Kunjungi Embung Imogiri 2 Bantul, Menteri LH Hanif Faisol Singgung Perubahan Lanskap Penyebab Banjir
Menteri Lingkungan Hidup (LH), Hanif Faisol Nurofiq mengecek Embung Imogiri 2 yang terletak di Kalurahan Wukirsari, Bantul
Penulis: Almurfi Syofyan | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Menteri Lingkungan Hidup (LH), Hanif Faisol Nurofiq mengecek Embung Imogiri 2 yang terletak di Kalurahan Wukirsari, Kapanewon Imogiri, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Minggu (20/4/2025).
Kunjungan menteri Kabinet Merah Putih itu disambut oleh Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih, Kapolres Bantul AKBP Eka Novita Sari, Dandim 0729/Bantul, Letkol Inf Muhidin serta pejabat Pemkab Bantul lainnya.
Pantauan Tribun Jogja di lokasi, Menteri Hanif Faisol Nurofiq tiba di lokasi sekitar pukul 10.25 WIB.
Setiba di lokasi, eks Dirjen Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan (PKTL) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan itu berdiskusi dengan Bupati Bantul dan jajaran.
Kemudian, mantan Kepala Dinas Kehutanan Kalimantan Selatan itu mengelilingi area Embung Imogiri 2 dan mengecek sedimentasi atau pendangkalan di selokan, sungai dan embung.
"Tadi Pak Bupati telah berikan arahan pada kami dengan detail tentang konsen beliau terkait kejadian (banjir) beberapa waktu lalu. Tepatnya 28 dan 29 Maret," ujarnya ditemui usai melakukan pengecekan.
Dia menyebut, pada saat wilayah Imogiri, Bantul terendam banjir di akhir Maret lalu, pada kesempatan yang sama di Jakarta dan sekitar juga terkena banjir sehingga dirinya tak bisa mengecek langsung banjir yang melanda Bantul itu.
"Pada saat yang sama Jakarta juga mengalami hal yang sama, jadi Jakarta dan sekitarnya dari DAS Gunung Gede merenggut melebihi 20 orang korban jiwa di Bekasi, Sukabumi dan Ciliwung," ungkapnya.
Dia menyebut, penyebab banjir yang terjadi di beberapa wilayah di Indonesia karena seperti di Bantul dan Jakarta akhir Maret lalu karena tingginya curah hujan.
"Sama akan kejadian di Imogiri ini, saat itu data yang kami dapatkan curah hujannya sampai di angka 150 milimeter per day (hari)," katanya.
"Jadi angka itu sangat tinggi, kalau curah hujan sudah melebihi angka 150 milimeter per day, maka curah hujannya cukup sangat tinggi. Itu cara ngitungnya gampang, itu mewakili 100 milimeter air pada setiap 1 meter persegi tanah," tambahnya.
"Jadi kalau dikalikan luasnya, maka pasti jutaan air turun bersamaan ke sungai dan embung ini dan kemudian menimbulkan bencana banjir," urainya.
Hanif pun menganalisa, penyebab banjir yang melanda Imogiri tersebut tak terlepas curah hujan tinggi dan terjadinya pendangkalan atau sedimentasi di beberapa arena embung.
Sedimentasi terjadi tak terlepas dari berubahnya lanskap perbukitan yang ada di area hulu Sungai Celeng yang melalui Embung Imogiri 2 tersebut.
"Standarnya kami dengan teman-teman Lingkungan Hidup, baik di kabupaten maupun provinsi pasti menganalisis lanskap. Dari lanskapnya ini ada perubahan tutupan hutan yang cukup signifikan di (daerah aliran sungai) DAS ini," ucapnya..
Pemkab Bantul Tengah Proses Oknum Guru PPPK yang Lakukan Tindak Pencabulan |
![]() |
---|
Berkas Perkara Mbah Tupon Resmi Dilimpahkan ke PN Bantul, Sidang Dimulai pada 8 September 2025 |
![]() |
---|
Seorang WNA Aniaya Warga Bantul, Polisi Selidiki Motif Pelaku |
![]() |
---|
Produk UMKM Lokal Hingga Baju Daur Ulang Sampah Ditampilkan dalam Sanden Fair 2025 di Bantul |
![]() |
---|
Wisatawan hingga Nelayan di Pantai Selatan Diimbau Hati-hati, Ada Potensi Gelombang Tinggi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.