Ini Syarat yang Iran untuk AS Agar Tercapai Kesepakatan Soal Nuklir

Iran kembali membuka peluang tercapainya kesepakatan nuklir dengan Amerika Serikat,

Penulis: Hari Susmayanti | Editor: Hari Susmayanti
DOK. ncr-iran.org
PERUNDINGAN NUKLIR : Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi 

TRIBUNJOGJA.COMIran kembali membuka peluang tercapainya kesepakatan nuklir dengan Amerika Serikat, menjelang putaran kedua pembicaraan tidak langsung yang dijadwalkan berlangsung di Roma.

Namun, Iran menegaskan tidak akan menerima tuntutan yang dianggap tidak realistis dari Washington.

Pernyataan itu disampaikan langsung oleh Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, dalam konferensi pers bersama mitranya dari Rusia, Sergei Lavrov, di Moskow pada Jumat (18/4/2025).

"Kami hanya akan berunding mengenai isu nuklir. Topik-topik lain tidak akan dimasukkan dalam perundingan ini," ujar Araghchi seperti yang dikutip dari Tribunnews.com.

Ia menggarisbawahi bahwa segala kemungkinan masih terbuka, selama Amerika menunjukkan komitmen yang sungguh-sungguh dan tidak memaksakan persyaratan di luar nalar.

"Saya yakin kesepakatan dapat tercapai jika pihak Amerika menunjukkan niat yang serius dan tidak mengajukan tuntutan yang tidak masuk akal serta tidak realistis," katanya.

Menurut Araghchi, pembicaraan kali ini tetap dilakukan secara tidak langsung lantaran tekanan yang terus datang dari pihak AS.

Meskipun begitu, ia menilai diplomasi tetap merupakan jalur utama yang harus ditempuh.

"Pembicaraan tidak langsung ini tidaklah rumit dan dapat mengarah pada kesepakatan," imbuhnya.

Iran menyatakan telah melihat sinyal positif dari pihak AS dalam perundingan awal yang digelar di Muscat, Oman, pada 12 April lalu.

Meski begitu, Araghchi menyampaikan bahwa pihaknya masih menyimpan keraguan terhadap motif Amerika.

"Kami memiliki keraguan serius terhadap niat dan motivasi pihak Amerika. Namun, kami akan berpartisipasi dalam negosiasi besok (19 April 2025) dengan keseriusan dan tekad penuh," tegasnya.

Baca juga: Iran Kirim Rudal Jarak Jauh ke Milisi Syiah Irak

Ia juga mengingatkan bahwa program nuklir Iran bersifat damai, dan pemerintahnya tetap terbuka untuk menyelesaikan perbedaan melalui jalur dialog.

Putaran kedua pembicaraan akan menjadi momen evaluasi penting bagi Iran dalam menilai sikap AS.

Rusia Tawarkan Diri Jadi Mediator

Dalam kesempatan yang sama, Menlu Rusia Sergei Lavrov menyampaikan kesiapan negaranya untuk terlibat dalam proses negosiasi jika diperlukan.

"Kami siap membantu, menjadi mediator, atau memainkan peran apa pun yang, dari sudut pandang Iran, berguna dan dapat diterima oleh Amerika Serikat," kata Lavrov.

Ia menegaskan bahwa isu nuklir harus tetap menjadi satu-satunya fokus dalam negosiasi ini.

"Kami berpandangan bahwa satu-satunya jalan untuk mencapai kesepakatan adalah melalui perundingan khusus mengenai isu nuklir, seperti yang juga disampaikan Menteri Iran," tambahnya.

Lokasi Perundingan Masih Jadi Tanda Tanya

Sementara delegasi dari kedua negara diperkirakan segera tiba di Roma, lokasi pasti dari perundingan belum diumumkan secara resmi.

Beberapa laporan menyebut hotel di pusat kota atau kediaman Duta Besar Oman di kawasan Via della Camilluccia sebagai tempat yang mungkin dipilih.

Sumber dari Agenzia Nova Italia menyebut diskusi akan dipimpin langsung oleh Araghchi dan Steve Witkoff, utusan khusus Presiden AS untuk Timur Tengah.

Namun, laporan dari Huffington Post dan Corriere della Sera juga menyebut beberapa lokasi alternatif lainnya.

Awalnya, Iran ingin tetap menggunakan Muscat sebagai tempat putaran kedua. Namun, permintaan tersebut ditolak oleh pemerintah Italia yang lebih menginginkan agar pembicaraan dilakukan di wilayah mereka sendiri.

Akhirnya, Roma dipilih sebagai lokasi kompromi, dengan peran Oman tetap dipertahankan sebagai mediator utama dalam proses ini.(*)

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved