Parkir ABA Bakal Disulap jadi RTH, Menyatukan Keindahan Alam, Kearifan Budaya, dan Ruang Rekreasi
Lahan bekas TKP Abu Bakar Ali, yang selama ini menjadi kantung parkir kendaraan wisatawan, akan diubah menjadi Ruang Terbuka Hijau (RTH).
Penulis: Hanif Suryo | Editor: Hari Susmayanti
Salah satu aspek penting dari rancangan ini adalah pelestarian biodiversitas kawasan.
DLHK telah mengidentifikasi keberadaan satwa lokal, terutama burung, yang selama ini hidup di sepanjang Sumbu Filosofi.
Oleh sebab itu, vegetasi yang ditanam tidak hanya ditujukan untuk keindahan lanskap, tetapi juga sebagai habitat yang layak bagi fauna endemik.
“Kami sudah mengidentifikasi bahwa di kawasan Sumbu Filosofi ini ada beberapa jenis satwa, terutama burung, yang memerlukan habitat. Nah, pohon-pohon besar itu penting sebagai tempat hidup mereka,” kata Kusno.
Jenis pohon yang akan ditanam pun tidak sembarangan. DLHK berencana memilih tanaman endemik Yogyakarta dan spesies yang memiliki nilai filosofi, sejalan dengan karakter budaya kawasan.
Pemilihan vegetasi tersebut akan dimasukkan dalam penyusunan DED dan akan menjadi bagian penting dari narasi desain kawasan.
“Oh iya, tentu. Nantinya akan direncanakan ada tanaman endemik khas Yogyakarta atau pohon-pohon yang memiliki nilai filosofis. Itu akan masuk dalam DED dan menjadi bagian dari konsep desain vegetasinya,” tambahnya.
Perizinan Kekancingan dan Relokasi Parkir
Pengalihan fungsi lahan dari TKP menjadi RTH memerlukan proses legalitas baru.
Sebelumnya, lahan tersebut disewakan kepada CV ABA Yogyakarta sejak 2022 dan digunakan sebagai tempat parkir wisata dengan sistem perjanjian sewa yang diperpanjang setiap tahun.
Pada 2025 ini, kontrak sewa pengelolaan aset TKP ABA diperpanjang sampai 28 April 2025.
Proses kekancingan ulang tersebut melibatkan pengukuran teknis oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPTR) serta persetujuan dari pihak Kraton Ngayogyakarta sebagai pemilik lahan.
Sementara itu, bangunan knock down dari eks TKP ABA akan dipindahkan ke TKP Ketandan.
Fungsi parkir juga dialihkan ke sejumlah titik lain seperti Ngabean, Senopati, dan Terminal Giwangan yang dirancang menjadi terminal wisata terpadu.
Seluruh proses perancangan dan pembangunan RTH ini direncanakan menggunakan Dana Keistimewaan. Namun, Kusno menyebut besaran anggaran yang dibutuhkan belum dapat dipastikan sebelum DED rampung.
“Soal besaran anggaran, nanti akan disesuaikan dengan hasil DED-nya. Jadi kami belum bisa menyebut angka pasti sekarang, karena itu tergantung hasil perhitungan teknis DED. Supaya tidak menimbulkan perbedaan data atau informasi keliru, lebih baik nanti menunggu hasilnya,” tandasnya. (han)
Lahan Parkir Baru Sepi, Jukir dan Pedagang ABA Minta Pemkot Turun Tangan |
![]() |
---|
Operasional TKP ABA Berhenti, Dishub Kota Yogyakarta Sebut Ketersediaan Kantong Parkir Masih Aman |
![]() |
---|
Izin dari Kraton Yogyakarta Belum Turun, Aktivitas di Menara Kopi Belum Optimal |
![]() |
---|
Dishub DIY Tunggu Izin Kraton, Relokasi Pedagang dan Jukir TKP Abu Bakar Ali ke Menara Kopi Tertunda |
![]() |
---|
Warga TKP Abu Bakar Ali Renovasi Eks Menara Kopi Tanpa Bantuan Pemerintah |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.