KRONOLOGI Lengkap Tragedi Mahasiswa Universitas Negeri Gorontalo Terseret Banjir Saat KKN

Sebanyak 10 mahasiswa Universitas Negeri Gorontalo terseret arus sungai saat tengah melakukan pemetaan di daerah pegunungan.

Penulis: Hari Susmayanti | Editor: Hari Susmayanti
TRIBUNJOGJA.COM / Suluh Pamungkas
ilustrasi 

TRIBUNJOGJA.COM, GORONTALO – Tragedi memilukan menimpa mahasiswa Teknik Geologi Universitas Negeri Gorontalo (UNG) yang tengah melaksanakan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Dunggilata, Kecamatan Bulawa, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo, Selasa (15/4/2025).

Sebanyak 10 mahasiswa terseret arus sungai saat tengah melakukan pemetaan di daerah pegunungan.

Tiga orang tewas dan 7 lainnya terluka dalam insiden memilukan tersebut.

Korban tewas diketahui bernama Alfateha Ahdania Ahmadi (Ratatotok, Sulawesi Utara), Sri Maghfira Mamonto (Inobonto, Sulawesi Utara) dan Regina Malaka (Buntulia, Pohuwato, Gorontalo).

Sementara tujuh korban luka diketahui bernama Fiqri Fariz K Pakaya (Kuala Besar, Paleleh, Sulawesi Tengah), Risman Ahmad (Taliabu), Sukirman Satar (Kambani, Sulawesi Tengah).

Lalu Nirmawati Musa (Buntulia, Pohuwato, Gorontalo), Lisda B Laindjong (Dutuno, Buol, Sulawesi Tengah), Ahmad Firli Aprilio Mamonto (Upay, Kotamobagu, Sulawesi Utara) dan Alif Rahmat Sandhi (Isimu, Gorontalo).

Dikutip dari Kompas.com, kejadian memilukan ini terjadi sekitar pukul 16.00 WITA.

Saat itu para korban tengah menyeberangi sungai untuk melakukan pemetaan wilayah.

Tiba-tiba, debit air sungai yang mereka seberangi meningkat hingga mereka terseret arus.

 “Pada saat melaksanakan pemetaan di area pegunungan, ke-10 mahasiswa menyeberangi sungai, tiba-tiba air sungai meluap,” ujar Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Provinsi Gorontalo, Heriyanto seperti yang dikutip dari Kompas.com.

Baca juga: Pengelolaan Sampah di Sleman Bakal Gunakan Insinerator, Diklaim Jadi yang Terbesar di DIY

Sementara itu Camat Bulawa Rewis Laki mengatakan lokasi kejadian mahasiswa terseret arus sungai ini berada jauh dari pemukiman.

Mereka melaksanakan kegiatan pemetaan tanpa pendampingan dari warga, pemerintah desa, ataupun dosen pembimbing lapangan.

“Lokasi tempat penelitian jauh dari Posko, masih berupa hutan, bahkan warga Desa Dunggilata saja mengatakan tempatnya jauh,” ujar Rewis Laki, Camat Bulawa, Rabu (16/4/2025).

Rewis menjelaskan, untuk mencapai lokasi yang dikenal warga sebagai Gunung Hupito, mahasiswa harus mengikuti aliran sungai yang dipenuhi batuan besar.

Dalam bahasa lokal, hupito berarti batuan besar yang berhimpit, menggambarkan medan yang berat dan sulit dilalui.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved