Cerita Warga Berdesak-desakan Berebut Ketupat di Tradisi Grebeg Syawalan Bukit Sidoguro Klaten

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Klaten menggelar tradisi Grebeg Syawalan 2025 di obyek wisata Bukit Sidoguro, Desa Krakitan, Kecamatan Bayat,

Penulis: Dewi Rukmini | Editor: Hari Susmayanti
Tribun Jogja/Dewi Rukmini
GREBEG SYAWALAN : Pursantoso (40), warga Kecamatan Trucuk, Kabupaten Klaten, menunjukkan ketupat seberat 15 kg yang ia dapatkan saat gelaran Grebeg Syawalan di Bukit Sidoguro Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, Senin (7/4/2025). 

TRIBUNJOGJA.COM, KLATEN - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Klaten menggelar tradisi Grebeg Syawalan 2025 di obyek wisata Bukit Sidoguro, Desa Krakitan, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, pada Senin (7/4/2025).

Gelaran itu dihadiri Bupati Klaten, Hamenang Wajar Ismoyo, dan pejabat Forkopimda Klaten

Pantauan Tribunjogja.com, ribuan orang tampak antusias mengikuti prosesi gelaran Grebeg Syawalan di Bukit Sidoguro Kabupaten Klaten.

pagi hari, ribuan orang mulai berdatangan dan memadati kawasan Bukit Sidoguro Klaten

Mereka sangat bersemangat ketika 23 gunungan berisi ketupat dan hasil bumi diarak dari depan gapura obyek wisata Bukit Sidoguro menuju panggung amphiteater.

Warga pun terlihat bersiaga memperebutkan 1,2 ton ketupat dan sayur mayur serta buah-buahan pagi itu. 

Begitu selesai dibacakan doa dan penyampaian sambutan dari Bupati Klaten, Hamenang Wajar Ismoyo, ribuan kilogram ketupat tersebut lantas dibagikan kepada masyarakat. 

Warga tampak berdesak-desakan merebut gunungan ketupat. Ada warga yang menyiapkan kantong plastik untuk membawa ketupat hasil rebutan.

 Tapi ada pula warga yang memasukkan ketupat dan sayur-sayuran hasil rayahan ke dalam tas.

Hanya dalam waktu beberapa menit saja, gunungan berisi ketupat dan hasil bumi itu ludes tinggal kerangka.

Seorang warga bernama Pursantoso (40) mengaku selalu mengikuti gelaran Grebeg Syawalan di Bukit Sidoguro Kabupaten Klaten.

Baca juga: 1,2 Ton Ketupat Ludes dalam Hitungan Menit di Grebeg Syawalan di Bukit Sidoguro Klaten

Bahkan setiap mudik ke Kabupaten Klaten, dia sengaja balik ke Jakarta beberapa hari setelah menghadiri tradisi Grebeg Syawalan di Bukit Sidoguro. 

"Rutinitas mudik setiap tahun sekali saat lebaran, saya utamakan menunggu sampai tradisi sebaran ketupat ini selesai, baru nanti berangkat merantau lagi ke Jakarta," kata warga Kecamatan Trucuk, Kabupaten Klaten itu, Senin (7/4/2025).

Pada gelaran tersebut, Pursantoso menyebut berhasil mendapatkan kupon belanja senilai Rp250 ribu dan ketupat sebanyak 15 kg.

Ketupat itu ia dapatkan dengan cukup susah payah karena harus berdesak-desakan dan adu kecepatan dengan warga lain. Pursantoso pun mengaku sudah datang ke lokasi sejak pukul 07.00 WIB. 

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved