1,2 Ton Ketupat Ludes dalam Hitungan Menit di Grebeg Syawalan di Bukit Sidoguro Klaten
Ribuan warga memadati obyek wisata (Obwis) Bukit Sidoguro di Desa Krakitan, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah
Penulis: Dewi Rukmini | Editor: Hari Susmayanti
TRIBUNJOGJA.COM, KLATEN - Ribuan warga memadati obyek wisata (Obwis) Bukit Sidoguro di Desa Krakitan, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, pada Senin (7/4/2025).
Mereka tampak antusias mengikuti prosesi Grebeg Syawalan 2025 yang digelar Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Klaten dan Dinas Kebudayaan Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata (Disbud Porapar) Kabupaten Klaten.
Tribunjogja.com, ribuan orang dari berbagai daerah di Kabupaten Klaten mulai memadati kawasan Bukit Sidoguro sejak pagi hari.
Gelaran Grebeg Syawalan itu dihadiri Bupati Klaten, Hamenang Wajar Ismoyo, dan para pejabat di lingkungan Pemkab Klaten.
Sekitar pukul 09.00 WIB, puluhan gunungan ketupat dan hasil bumi diarak dari depan gapuro obwis Bukit Sidoguro menuju area Amphiteater Bukit Sidoguro.
Begitu sampai Amphiteater, puluhan gunungan tersebut diletakkan di atas panggung.
Kemudian, dilakukan prosesi doa bersama sebelum puluhan gunungan ketupat dan hasil bumi diperebutkan oleh masyarakat.
Pada kesempatan itu, juga terlihat Bupati Hamenang Wajar Ismoyo membagikan ketupat kepada masyarakat.
"Alhamdulillah hari ini (7/4/2025) kami bersama stakeholder dan Disbud Porapar Kabupaten Klaten menyelenggarakan acara tahunan Syawalan, atau kalau dulu waktu kecil saya nyebutnya Bakdo Kupatan," ucap Hamenang kepada awak media pada Senin (7/4/2025).
Baca juga: Okupansi Hotel DIY Saat Lebaran 2025 Turun Drastis, Kisaran 60 Persen
Hamenang menuturkan, Grebeg Syawalan tersebut adalah tradisi turun temurun dari nenek moyang yang masih dipertahankan hingga kini.
Selain untuk melestarikan tradisi nenek moyang, gelaran itu juga jadi ajang halal bihalal atau saling maaf-memaafkan dan berlebaran dengan warga Kabupaten Klaten.
"Harapannya tentu ke depan, tradisi itu bisa dilestarikan terus sehingga anak cucu kita masih dapat merasakan tradisi yang luar biasa. Tidak hanya sekadar rebutan makanan, tapi bagaimana kemudian masyarakat memaknai hal itu untuk berbagi. Insya Allah berkah barokah," jelasnya.
Lebih lanjut, Hamenang mengaku bersyukur antusias masyarakat mengikuti Grebeg Syawalan sangat besar.
Bahkan, gunungan ketupat dan hasil bumi ludes diperebutkan masyarakat dalam beberapa menit saja.
"Total ada 1,2 ton ketupat serta 1.000 kupon ketupat lontong siap saji yang dibagikan kepada masyarakat. Alhamdulillah antusias masyarakat sangat besar, yang penting tertib dan tidak ada perkelahian," katanya.
"Semoga ketupatnya bisa didahar oleh warga masyarakat atau dibagikan kepada keluarga masing-masing. Karena itu sebagai momen berbagi di bulan Syawal," tuturnya.
Hamenang menyebut, gelaran Grebeg Syawalan juga jadi momentum untuk mempromosikan obyek wisata alam di Kabupaten Klaten, yakni Rowo Jombor dan Bukit Sidoguro yang terletak berdekatan. (drm)
BBPOM Semarang Ajari Warga Prambanan Cara Uji Bahan Makanan Berbahaya |
![]() |
---|
Program Sarjana Desa Kerjasama Pemdes Sidowayah Klaten dengan Tiga Serangkai University |
![]() |
---|
Bupati Klaten Berharap Bumdes Saling Kolaborasi Promosikan Potensi Daerah |
![]() |
---|
Bumdes-bumdes di Klaten Unjuk Gigi di Festival Mahakarya Desa |
![]() |
---|
Kabupaten Klaten Berpeluang Raih Penghargaan Swasti Saba |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.