Viral
Bukan Sekadar AI, Berikut 5 Film Studio Ghibli yang Menyuguhkan Tontonan Animasi Unik
Belakangan ini, isu AI dengan gaya animasi Studio Ghibli sempat ramai setelah sutradara legendaris Studio Ghibli, Hayao Miyazaki menyampaikan ketidakn
Penulis: Tribun Jogja | Editor: Joko Widiyarso
Namun, pertemuannya ini menarik perhatian Penyihir Padang Pasir yang jahat, yang kemudian mengutuk Sophie menjadi seorang wanita tua.
Dalam wujud barunya, Sophie meninggalkan rumah dan secara kebetulan masuk ke dalam kastil bergerak milik Howl.
Di dalam kastil yang penuh dengan keajaiban dan dihuni oleh berbagai makhluk aneh, Sophie bertemu dengan Calcifer, iblis api yang menjadi sumber kekuatan kastil, dan Markl, murid muda Howl.
Untuk memecahkan kutukan dan kembali ke wujud aslinya, Sophie harus menjalin hubungan dengan Howl dan menghadapi berbagai tantangan, termasuk perang yang sedang berkecamuk dan intrik para penyihir.
Seiring berjalannya waktu, Sophie tidak hanya berusaha memecahkan kutukannya, tetapi juga belajar tentang diri sendiri, keberanian, dan arti cinta sejati.
Film ini menyoroti bagaimana cinta dan penerimaan diri dapat mengubah seseorang, baik secara fisik maupun emosional.
Meskipun berlatar dunia fantasi, film ini juga menyentuh tema peperangan dan dampaknya yang merusak.
Karakter Howl adalah sosok yang kompleks, melambangkan keinginan untuk bebas dan menolak terikat oleh aturan atau kekuasaan.
"Howl's Moving Castle" mendapat pujian kritis yang luas atas visualnya yang memukau, cerita yang imajinatif, dan kedalaman tematiknya.
Film ini dinominasikan untuk Academy Award untuk Film Animasi Terbaik pada tahun 2006.
Meraih berbagai penghargaan lain, termasuk Penghargaan Nebula untuk Skenario Terbaik dan Penghargaan Pilihan Pembaca Mainichi Film Awards untuk Film Jepang Terbaik.
4. My Neighbor Totoro (1988)
"My Neighbor Totoro" (となりのトトロ - Tonari no Totoro) adalah film produksi Studio Ghibli yang rilis pada 16 April 1988 dengan sutradara dan penulis Hayao Miyazaki.
"My Neighbor Totoro" bercerita tentang dua gadis kecil, Satsuki (berusia sekitar 10 tahun) dan Mei Kusakabe (berusia sekitar 4 tahun), yang pindah bersama ayah mereka, seorang profesor universitas, ke sebuah rumah tua di pedesaan.
Kepindahan ini dilakukan agar lebih dekat dengan ibu mereka yang sedang dirawat di rumah sakit karena penyakit jangka panjang (diketahui sebagai tuberkulosis).
Satsuki dan Mei sangat gembira dengan rumah baru mereka dan segera mulai menjelajah lingkungan sekitar.
Mereka menemukan bahwa hutan di dekat rumah mereka dihuni oleh makhluk-makhluk ajaib yang hanya bisa dilihat oleh anak-anak.
Suatu hari, Mei bertemu dengan roh hutan yang besar dan lembut bernama Totoro.
Totoro menjadi teman baik Mei, dan kemudian juga berteman dengan Satsuki.
Totoro memperkenalkan para gadis pada dunia yang penuh keajaiban, termasuk membawanya terbang di atas hutan dan memanggil Bus Kucing (Neko no Basu), seekor kucing raksasa yang bisa berubah menjadi bus dengan banyak kaki dan senyum lebar.
Ketika Satsuki dan Mei mendengar kabar buruk tentang kondisi ibu mereka, Mei mencoba pergi sendiri ke rumah sakit untuk menemuinya dan kemudian menghilang.
Satsuki yang panik meminta bantuan Totoro untuk menemukan adiknya.
Dengan bantuan Bus Kucing, Satsuki berhasil menemukan Mei, dan bersama-sama mereka diam-diam melihat ibu mereka dari jendela rumah sakit, meyakinkan mereka bahwa ibunya baik-baik saja.
Film ini berakhir dengan ibu mereka yang kembali ke rumah, dan keluarga Kusakabe menjalani kehidupan bahagia mereka di pedesaan bersama teman-teman ajaib mereka.
Film ini menangkap kepolosan, imajinasi, dan rasa ingin tahu anak-anak serta menekankan pentingnya menghormati dan menghargai alam.
Di samping itu, film ini juga enggambarkan kasih sayang dan dukungan dalam keluarga, terutama antara saudara kandung.
Meskipun menghadapi kesulitan (sakitnya ibu), film ini sukses menyampaikan pesan tentang harapan dan kemampuan untuk mengatasi tantangan.
"My Neighbor Totoro" adalah salah satu film Studio Ghibli yang paling ikonik dan dicintai di seluruh dunia.
Film ini menerima banyak penghargaan, termasuk:
Animage Anime Grand Prix prize (1988)
Mainichi Film Award for Best Film (1989)
Kinema Junpo Award for Best Film (1989)
Special Award di Blue Ribbon Awards (1989)
5. Ponyo (2008)
"Ponyo" (崖の上のポニョ - Gake no Ue no Ponyo) adalah film produksi Studio Ghibli yang rilis pada 19 Juli 2008.
"Ponyo" bercerita tentang persahabatan yang mengharukan antara seorang anak laki-laki berusia lima tahun bernama Sosuke dan seekor putri ikan mas ajaib bernama Ponyo.
Ponyo, yang bernama asli Brunhilde, adalah putri dari seorang penyihir laut bernama Fujimoto dan dewi laut Granmamare.
Suatu hari, Ponyo kabur dari rumah bawah lautnya dan terdampar di pantai dekat rumah Sosuke.
Sosuke menemukan Ponyo yang terjebak di dalam botol kaca dan berhasil menyelamatkannya.
Sosuke sangat menyukai Ponyo dan berjanji akan melindunginya.
Ponyo pun juga sangat menyukai Sosuke dan terpesona dengan dunia manusia.
Dengan menjilat darah Sosuke yang terluka saat memecahkan botol, Ponyo secara ajaib mulai berubah menjadi manusia.
Ayah Ponyo, Fujimoto, sangat marah dan berusaha membawa kembali putrinya ke laut. Namun, Ponyo menolak dan dengan bantuan saudara-saudarinya, ia melepaskan kekuatan sihir yang sangat besar untuk sepenuhnya menjadi manusia dan kembali kepada Sosuke.
Tindakan Ponyo ini menyebabkan ketidakseimbangan di alam, memicu badai dan tsunami yang mengancam kota tempat tinggal Sosuke.
Granmamare, ibu Ponyo, datang untuk membantu memulihkan keseimbangan alam dan memberikan kesempatan kepada Ponyo untuk tetap menjadi manusia, asalkan Sosuke dapat membuktikan cintanya yang tulus padanya, baik dalam bentuk ikan maupun manusia.
Animasi ini menyajikan tema yang kompleks mulai dari persahabatan, cinta tanpa syarat, keluarga, dan hubungan antara manusia dan alam.
"Ponyo" adalah film yang sukses secara komersial dan mendapat pujian kritis atas visualnya yang indah, ceritanya yang menghangatkan hati, dan karakter-karakternya yang menggemaskan.
Film ini memenangkan beberapa penghargaan, termasuk Penghargaan Animasi Terbaik di Japan Academy Prize ke-32. (MG Ni Komang Putri Sawitri Ratna Duhita)
Deretan Film Indonesia yang Akan Diadaptasi ke Versi Korea Selatan |
![]() |
---|
Mengenal Tren Fart Walk, Rasakan Manfaat Kentut Sambil Berjalan |
![]() |
---|
Asal-Usul Pani Puri, Makanan Khas India yang Viral di TikTok Indonesia |
![]() |
---|
Mengenal Balut: Makanan Khas Filipina, Berupa Embrio Bebek yang Viral di Indonesia |
![]() |
---|
Mengenal Paus Leo XIV dan Alasan Memilih Nama Leo |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.