Kata Ketua Umum PP Muhammadiyah soal Kebijakan Efisiensi Anggaran, Jalan Panjang Hentikan Korupsi

Haedar Nashir mengatakan, untuk menghentikan korupsi, harus melalui jalan panjang, juga disertai dengan karakter bangsa Indonesia. 

Editor: Yoseph Hary W
TRIBUNJOGJA.COM/ HANIF SURYO
KETUM MUHAMMADIYAH : Foto ilustrasi dok. Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof. Dr. H. Haedar Nashir, M.Si. 

TRIBUNJOGJA.COM - Efisiensi anggaran yang dijalankan Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto merupakan bentuk mengurangi pemborosan. 

Hal itu disampaikan Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir. Menurutnya, Presiden Prabowo berusaha menghentikan korupsi yang masif di Indonesia.

Ia mengakui bahwa kebijakan efisiensi anggaran tersebut telah menuai kontroversi.

Namun ia menangkap semangat yang diusung dalam kebijakan itu adalah menghentikan korupsi, laporan kompas.com.

"Saya pikir pemerintahan pak Prabowo dengan efisiensi pemborosan, biarpun ada kontroversi soal cara, tapi semangatnya adalah semangat menghentikan korupsi dari hulu ke hilir." kata Haedar usai menjadi Khatib Shalat Idul Fitri di Lapangan Trimulyo, Jetis, Bantul, DI Yogyakarta, Senin (31/3/2025). 

Haedar Nashir mengatakan, untuk menghentikan korupsi, harus melalui jalan panjang, juga disertai dengan karakter bangsa Indonesia. 

"Ini perjalanan panjang memang tapi kalau disertai dengan karakter, bangsa Indonesia, lebih-lebih elite bangsa untuk menunjukkan keteladanan ada hasilnya," kata dia.

Haedar sebelumnya menyampaikan pesan Idul Fitri agar bisa membawa perubahan. 

Selain itu, bukan sekedar ritual tetapi harus mampu diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari baik pribadi, keluarga masyarakat, bangsa dan negara hingga global.

"Ibadah memiliki tujuan dan makna, Idul Fitri kan terkait puasa tujuannya dibentuk pribadi yang taqwa," kata Haedar.

Dikatakannya, taqwa bukan sekedar istilah, jargon, atau sumpah.

Di Indonesia sumpah jabatan, pertama membentuk insan indonesia selalu dekat dengan Tuhan.

"Kalau dekat dengan Tuhan itu Insya Allah dirinya akan selalu waspada dia tidak akan berbuat menyimpang korupsi, kesewenang-wenang, menyalahgunakan jabatan, dan bertindak hal yang bertentangan dengan moral dan etika," kata dia

"Kenapa? karena di atasnya ada Tuhan, dan hidupnya selalu merasa diawasi Tuhan," kata Haedar.

Dia menyampaikan, itu semua menjadi kekuatan besar jika dihayati, namun jika tidak hanya ibadah ritualnya makin tinggi, tetapi tidak berbanding lurus dengan jiwa alam pikiran, sikap, dan perilaku sehari-hari.

Idul Fitri menurut dia, melahirkan relasi sosial peduli, mau berbagi, ada tanggung jawab sosial. Yang lebih jauh lagi menebar rahmat bagi semesta alam.  (kompas.com)

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved