Gempa Myanmar

UPDATE Gempa Myanmar: Lebih dari 1.002 Orang Tewas, USGS Prediksi Jumlah Korban Bisa Tembus 10.000

Info update Gempa Myanmar: Jumlah korban jiwa tercatat 1.002 orang, USGS memprediksi jumlah korban bisa mencapai 10.000 orang.

pixabay
UPDATE Gempa Myanmar: Lebih dari 1.002 Orang Tewas, USGS Prediksi Jumlah Korban Bisa Tembus 10.000. Keterangan foto: Ilustrasi gempa bumi 

TRIBUNJOGJA.COM, MYANMAR - Korban jiwa gempa bumi 7,7 Magnitudo (M) di Myanmar pada Jumat (28/3/2025) sementara tercatat lebih dari 1.000 orang.

Diwartakan CNN.com, Sabtu (29/3/2025), Lembaga Survei Geologi Amerika Serikat atau United States Geological Survey (USGS) memprediksi jumlah korban jiwa bisa mencapai 10.000 orang.

Junta militer yang berkuasa di Myanmar telah merilis sebuah pernyataan pada hari Sabtu bahwa 1.002 orang meninggal dunia akibat dampak gempa bumi Myanmar.

Sebanyak 2.376 orang mengalami luka-luka.

Sebagian korban tewas tersebut berasal dari Kota Mandalay.

Dalam pernyataannya, junta menyebutkan, jumlah korban jiwa masih bisa bertambah. Pihak junta masih mengumpulkan informasi tentang berapa total korban jiwa akibat gempa Myanmar.

Gempa bumi yang berpusat di darat pada kedalaman 10 kilometer (km). Pusat gempa berada di 16 km arah Barat Laut, Kota Sagaing, Myanmar.

Getaran kuat gempa Myanmar menyebabkan kerusakan pula di sebagian wilayah Thailand.

Dilaporkan bahwa gempa bumi pada Jumat (28/3/2025) siang tersebut merupakan gempa terbesar yang melanda Myanmar dalam lebih dari satu abad.

Negara-negara tetangga Myanmar, termasuk China dan India telah mengirim tim untuk membantu upaya penyelamatan. 

Tim penyelamat dari Tiongkok menjadi kelompok penyelamat internasional pertama yang tiba di Myanmar pada Sabtu, pagi.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri India mengatakan, New Delhi telah mengirim tim penyelamat dan tim medis, beserta bantuan kemanusiaan untuk Myanmar.

Mengutip The Guardian, Sabtu (29/3/2025), Kepala Junta Militer Myanmar, Min Aung Hlaing, mengeluarkan seruan bantuan internasional yang sebelumnya sangat jarang dilakukan.

Hal tersebut menunjukkan betapa parahnya bencana gempa Myanmar.

Seperti diketahui, rezim militer sebelumnya telah menolak bantuan asing bahkan setelah bencana alam besar.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved