Cerita Drg. Abizar Agung Wibawa tentang Prodi Magister Teknik Biomedis UGM
Teknik Biomedis sendiri merupakan bidang studi yang menggabungkan ilmu teknik dan medis untuk menyelesaikan berbagai masalah di dunia kesehatan
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA – Drg. Abizar Agung Wibawa, mahasiswa Magister Teknik Biomedis Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada (UGM), mengawali perjalanan akademiknya dengan terlibat dalam proyek Research Sharing Vol. 1.
Dalam proyek ini, ia dipercaya sebagai Master of Ceremony (MC) untuk kegiatan yang mempertemukan dosen dan mahasiswa guna membahas berbagai topik penelitian di bidang teknik biomedis.
"Saya masih di semester pertama saat diminta menjadi MC dalam kegiatan ini. Awalnya terasa menantang karena saya belum mengenal banyak dosen dan mahasiswa lain, tetapi justru melalui acara ini saya bisa berkenalan dengan lebih banyak orang dari berbagai latar belakang ilmu," ungkapnya.
Kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan berbagai riset multidisiplin dalam teknik biomedis, sekaligus menjadi wadah berbagi wawasan antara dosen dan mahasiswa.
Teknik Biomedis sendiri merupakan bidang studi yang menggabungkan ilmu teknik dan medis untuk menyelesaikan berbagai masalah di dunia kesehatan.
Dengan pendekatan ini, mahasiswa diharapkan mampu menciptakan inovasi yang dapat meningkatkan kualitas layanan medis.
Menghadapi proyek ini, drg. Abizar mengakui adanya tantangan besar, terutama dari sisi teknis.
"Sebagai mahasiswa baru, saya harus memahami banyak materi baru yang sebelumnya tidak saya pelajari di kedokteran gigi. Teknik Biomedis memiliki cakupan yang sangat luas dan mencakup berbagai disiplin ilmu, sehingga saya perlu beradaptasi dengan cepat," jelasnya.
Untuk mengatasi tantangan tersebut, ia menerapkan strategi komunikasi aktif dengan mahasiswa dan dosen senior.
"Saya tidak segan untuk bertanya dan berdiskusi dengan dosen, kakak tingkat, dan teman-teman lainnya. Mereka sangat terbuka dan membantu saya memahami konsep-konsep baru yang berkaitan dengan teknik biomedis," tambahnya.
Dari proyek ini, ia mendapatkan wawasan berharga tentang bagaimana dunia teknik berkontribusi dalam sektor kesehatan.
"Di bidang kedokteran gigi, hampir semua tindakan memerlukan alat dan bahan, seperti dental chair, bahan tambal, dan alat bur gigi. Melalui Teknik Biomedis, saya kini memahami bagaimana alat-alat tersebut dirancang, dikembangkan, dan dimodifikasi agar lebih efektif bagi pasien," ujarnya.
Baca juga: Djoko Kuswanto: Inovasi Teknik Biomedis untuk Meningkatkan Kesehatan Masyarakat
Kolaborasi tenaga medis dan insinyur medis
Ia juga menekankan pentingnya kolaborasi antara tenaga medis dan insinyur biomedis dalam meningkatkan layanan kesehatan.
"Permasalahan kesehatan di Indonesia sangat kompleks dan membutuhkan sinergi antara berbagai bidang. Dokter dan perawat bukan satu-satunya yang berperan dalam layanan kesehatan, tetapi juga para insinyur yang merancang teknologi medis. Research Sharing ini menjadi jembatan penting antara ilmu teknik dan kedokteran dalam memajukan dunia kesehatan di Indonesia," tutupnya.
Dana Bantuan Parpol di Sleman Diusulkan Naik Hingga 140 Persen, Ini Tanggapan Akademisi UGM |
![]() |
---|
Status Mahasiswa Magister UGM Kampus Jakarta Jadi Aktor Intelektual Pembunuhan Kacab Bank |
![]() |
---|
UGM Nonaktifkan Mahasiswa Pelaku Penculikan dan Pembunuhan Kacab Bank BUMN |
![]() |
---|
Probiotik Lokal Masih Terlupakan, Prof Trisye UGM: Kesehatan Usus Tak Boleh Diabaikan |
![]() |
---|
98,8 Persen Siswa SMAN 3 Yogyakarta Tembus Perguruan Tinggi Impian, Mayoritas ke UGM |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.