Human Interest Story

Cerita Shafa Al Zahra, Atlet Balap Sepeda PON DIY asal Bantul yang Diguyur Bonus Setengah Miliar

Siswi SMAN 1 Sewon itu mendapat guyuran bonus sebesar setengah miliar atau Rp 500 juta atas prestasinya di PON Aceh-Sumut 2024

Penulis: Almurfi Syofyan | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUN JOGJA / ALMURFI SYOFYAN
BONUS ATLET - Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X menyerahkan bonus pada Shafa Al Zahra, atlet balap sepeda peraih 2 emas dan 1 perak di PON XXI Aceh-Sumut, Selasa (25/3/2025). 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Senyum sumringah terpancar dari wajah Shafa Al Zahra ketika namanya dipanggil protokol Pemda DIY untuk maju ke tengah Pendopo Bangsal Kepatihan Yogyakarta pada upacara Anugerah Prestasi PON XXI dan Peparnas XVII 2024.

Sesekali, Shafa terlihat menata jilbab hitam yang dikenakan, saat berbaris dengan para atlet PON dan Peparnas DIY lainnya di tengah Bangsal Kepatihan itu.

Atlet balap sepeda asal Kabupaten Bantul itu pada acara Anugerah Prestasi PON XXI dan Peparnas XVII 2024 tersebut menjadi atlet dengan raihan bonus tertinggi.

Siswi SMAN 1 Sewon itu mendapat guyuran bonus sebesar setengah miliar atau Rp500 juta.

Perolehan ini diraih Shafa setelah pada PON Aceh-Sumut 2024 merengkuh 2 medali emas dan 1 medali perak.

Tiga medali yang direbut Shafa yakni medali emas dari nomor criterium result putri, emas individual road race 70 km dan perak individual time trail 20 km.

Setelah menerima bonus, Shafa mengaku akan menabung uang tersebut dan sebagian juga digunakan untuk memperbarui peralatan tempurnya di balap sepeda.

"Bonusnya mau ditabung terus mungkin juga digunakan untuk beli alat-alat sepeda," ujarnya saat ditemui Tribun Jogja usai kegiatan, Selasa (25/3/2025).

Atlet berusia 17 tahun itu juga tak lupa menyisihkan bonus ini untuk berbagi dengan orang-orang yang membutuhkan.

"Selain itu juga mau disisihkan bagi yang membutuhkan," ulasnya.

Baca juga: Bonus Atlet PON dan Peparnas DIY 2024 Cair, Total Anggaran Rp33,5 Miliar

PON Aceh-Sumut 2024 merupakan pertama kalinya Shafa berlaga di pesta olahraga multi event terbesar di Indonesia itu.

Dia mengakui, dari tiga nomor yang diikuti, nomor individual road race 70 km menjadi salah satu yang terberat.

Atlet kelahiran 3 Januari 2007 ini bercerita butuh latihan hingga 7 jam setiap hari agar bisa maksimal tampil di PON kemarin.

"Persiapan sebelum ikut PON kemarin selalu fokus mengasah di endurance, ada latihan program juga. Endurance ini keliling Jogja sekitar 6 sampai 7 jam setiap hari," jelasnya.

Shafa mengaku, tak punya ekspektasi lebih saat tampil di PON perdananya itu.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved