Menanti Hasil Uji Sampel Dua Kasus Keracunan Makanan di Bantul, Begini Kata Dinkes

Uji lab dilakukan setelah terdeteksi adanya dugaan keracunan makanan dari banyak warga yang mengeluhkan gejala serupa berupa mual, muntah, pusing,

TRIBUNJOGJA.COM/ Neti Istimewa Rukmana
TUNGGU HASIL LAB: Kepala Dinkes Bantul, Agus Tri Widyantara. Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul menantikan hasil uji sampel makanan dari dua kasus keracunan makanan di Bantul. 

TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul tengah menantikan hasil uji sampel makanan dari dua kasus keracunan makanan yang ada di Kabupaten Bantul baru-baru ini.

"Kami masih nunggu hasil uji lab sampel makanan yang telah kami kirim di Balai Laboratorium Kesehatan dan Kalibrasi DIY. Kan biasanya itu membutuhkan hasil sekitar dua mingguan," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, Agus Tri Widyantara, saat dikonfirmasi, Senin (24/3/2025).

Disampaikannya, uji lab yang dikirim itu berasal dari dua kasus keracunan makanan yang berbeda.

Kasus pertama terjadi di Majid Al Ikhlas Padukuhan Jodog, Kalurahan Gilangharjo, Kapanewon Pandak, Sabtu (15/3/2025)

dan kasus kedua terjadi di salah satu musala di Padukuhan Mandingan, Kalurahan Ringinharjo, Kapanewon Bantul, Minggu (16/3/2025).

Uji lab dilakukan setelah terdeteksi adanya dugaan keracunan makanan dari banyak warga yang mengeluhkan gejala serupa berupa mual, muntah, pusing, diare, hingga demam. 

Di sisi lain, walau saat ini ada desas desus penyebab keracunan itu dikarenakan pada sumber tertentu, namun Agus mengaku belum bisa memastikannya.

"Kami belum bisa memastikan sumber makanan apa yang menyebabkan masyarakat mengalami keracunan. Karena, kepastian penyebab keracunan itu dibutuhkan data yang akurat yakni dari hasil uji lab sampel makanan," papar dia.

Terpisah, Lurah Ringinharjo, Sulistiya Atmaji, menyebut, ada dugaan, kasus keracunan makanan di salah satu musala di tempatnya, terjadi dikarenakan dari salah satu bahan baku yang kedaluwarsa.

"Jadi, setelah diinvestigasi oleh Pukesmas setempat, ada informasi bahwa keracunan yang terjadi dikarenakan adanya salah satu belanjaan bahan baku daging ayam frozen yang sudah kedaluwarsa. Bahan itu diolah untuk dibuat menu takjil," ucap dia.

Saat kejadian, tercatat hampir 70 orang warga dari tiga RT di Padukuhan Mandingan mengalami keracunan makanan.

"Ya, bersyukurnya tidak ada yang menjalani rawat inap. Jadi, pada rawat jalan semua dan saat ini sudah sehat. Terus, biaya perawatan itu ditanggung dari pihak pengelola musala menggunakan dana swadaya musala tersebut," papar dia.

Dengan adanya kejadian itu, pihaknya juga melakukan imbuan melalui sejumlah warga, tokoh masyarakat, hingga dukuh, agar warganya lebih bijak dan teliti dalam memilih bahan masakan.

Apalagi, proses bagi-bagi takjil dengan cara diolah mandiri itu masih terus berlanjut selama bulan Ramadan 2025.

"Kemarin Dinas Kesehatan Bantul juga sudah menginstruksikan masing-masing masjid/musala yang menyelenggarakan buka bersama, untuk menyisakan satu paket makanan takjil yang disajikan. Nanti takjil itu dipergunakan untuk uji sampel makanan apabila terjadi kasus keracunan makanan, sehingga mempercepat proses identifikasi makanan," urainya.(nei)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved