Membangun Gerakan Partisipatif untuk Pengelolaan Sampah dan Pelestarian Bumi

Fransisca Supriyani Wulandari, S.Pd.mengungkapkan pentingnya pengelolaan limbah anorganik serta daur ulang sampah

Editor: Hari Susmayanti
Dok Atma Jaya
SEMINAR : Narasumber seminar “Membangun Gerakan Partisipatif Pengelolaan Sampah untuk Merawat Bumi dan Air”.Seminar ini dilakukan pada Minggu (23/03/2025), bertempat di Ruang Audiovisual, Kampus II, Gd. Thomas Aquinas. Seminar ini menghadirkan 4 narasumber yang terbagi dalam 2 sesi dan dihadiri sebanyak 100 peserta seminar. 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Tim Laudato Si Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY) dan Komisi Keadilan Perdamaian dan Keutuhan Ciptaan (KKPKC) menggelar seminar dalam rangka menyongsong 10 tahun
Ensiklik Laudato Si’, Hari Bumi, Hari Air dan Peduli Sampah, dengan mengangkat tema “Membangun Gerakan Partisipatif Pengelolaan Sampah untuk Merawat Bumi dan Air”.

Seminar ini dilakukan pada Minggu (23/03/2025), bertempat di Ruang Audiovisual, Kampus II, Gd. Thomas Aquinas.

Seminar ini menghadirkan 4 narasumber yang terbagi dalam 2 sesi dan dihadiri sebanyak 100 peserta seminar. 

Ir. Yosef Daryanto, S.T., M.Sc., Ph.D., selaku Wakil Rektor III UAJY dalam sambutannya mengungkapkan bahwa kegiatan ini sejalan dengan UAJY, yang berusaha untuk ikut serta dalam mewujudkan Laudato Si’.

 “Semoga dalam kegiatan ini, kita semakin bisa merawat bumi secara bersama-sama, dan kami Universitas, dosen dan mahasiswa semoga bisa ikut mengambil  bagian,” ujar Yosef.

Narasumber pertama Agustinus Irawan, S.T. mengungkapkan pentingnya menyelamatkan air dan bumi dari pencemaran.

“Kalau kita berbicara terkait dengan air dan sungai, jika di sungai terganggu dan ada masalah pasti bumi bermasalah!,” tegas Agustinus.  

Baca juga: Mahasiswa FTI Universitas Atma Jaya Yogyakarta Torehkan Prestasi Internasional di Singapura

Frederico Dwisetyanto, S.Sn., selaku narasumber kedua membahas mengenai pemanenan air hujan untuk air minum.

Ia mengungkapkan bahwa pH air sungai, air hujan, dan air sumur dapat diukur menggunakan alat TDS dan pH meter.

 “Indikator pada alat menunjukan bahwa kualitas air hujan memenuhi syarat untuk bisa diolah dan dikonsumsi harian,” ujar Frederico.

Pada sesi terakhir, seminar menghadirkan narasumber ketiga, Fransisca Supriyani Wulandari, S.Pd.

Ia mengungkapkan pentingnya pengelolaan limbah anorganik serta praktik koleksi sampah daur ulang dan mengajak untuk melakukan pengelolaan dan pemilahan sampah.

“Bapak Ibu semua, mari kita utamakan pencegahan supaya pilah dan olah tidak membuat lelah,” ujar Fransisca.

Drs. P. Kianto Atmodjo, M.Si., selaku narasumber terakhir, menyampaikan materi mengenai pengolahan sampah organik menjadi produk multiguna.

Ia menceritakan bagaimana pengelolaan sampah organik menjadi eco enzyme yang dapat berguna bagi tanah.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved