Respon Presiden dan Tanggapan Menteri Keuangan Terkait Anjloknya IHSG

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) terkoreksi hingga 6,2 persen pada Selasa, 18 Maret 2025 kemarin.

Penulis: Hari Susmayanti | Editor: Hari Susmayanti
Kompas.com
MELEMAH : Ilustrasi IHSG 

Bursa menerapkan langkah ini untuk mencegah potensi kerugian investor akibat fluktuasi harga yang ekstrem.

Sekretaris Perusahaan PT Bursa Efek Indonesia Kautsar Primadi Nurahmad menyampaikan hal tersebut melalui keterangan tertulis.

"Dengan ini kami menginformasikan bahwa hari ini, Selasa, 18 Maret 2025 telah terjadi pembekuan sementara perdagangan (trading halt) sistem perdagangan di PT Bursa Efek Indonesia (BEI) pada pukul 11:19:31 waktu Jakarta Automated Trading System (JATS) yang dipicu penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencapai 5 persen,” kata Kautsar.

Kondisi ini menjadikannya indeks dengan pelemahan terdalam dibandingkan indeks lainnya di kawasan Asia.

Bahkan, IHSG sempat merosot lebih dari 3,4 persen sebelum sedikit mereda. Kondisi tersebut sangat kontras dengan pergerakan indeks saham lainnya di Asia yang justru mengalami penguatan signifikan. Indeks Nikkei 225 di Jepang, misalnya, melesat 1,44 persen.

Sementara indeks saham di Malaysia (KLSE) dan Singapura (STI) juga mencatatkan kenaikan masing-masing sebesar 1,04 persen dan 1 persen.

Seiring dengan anjloknya IHSG itu, pimpinan DPR kemarin melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke gedung Bursa Efek Indonesia (BEI).

Baca juga: Koreksi Judul Berita Halaman 1 Harian Tribun Jogja Edisi Rabu 19 Maret 2025

Tanggapan Menteri Keuangan

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, justru menyampaikan bukti investor masih mempercayai Indonesia meski IHSG mengalami penurunan.

Saat ini menurut Sri Mulyani, lelang surat utang negara (SUN) yang laris diborong oleh investor. 

Pada lelang SUN Selasa kemarin, pemerintah mematok target indikatif sebesar Rp 26 triliun.

Namun, penawaran yang masuk dari investor atau incoming bid mencapai Rp 61,75 triliun atau 3,8 persen dari target indikatif.

Artinya, kata Sri Mulyani, kepercayaan investor masih kuat terhadap pemerintah dan APBN.

"Dinamika pasar saham cukup tinggi, di tengah dinamika dari pasar saham yang cukup tinggi, kinerja lelang SUN pada hari ini justru menunjukkan hasil yang sangat baik," kata Sri Mulyani dalam Konferensi pers di Ditjen Pajak, Jakarta, Selasa.

"Penawaran yang masuk atau kita sering sebut income bid sangat kuat, ini artinya kepercayaan investor masih kuat terhadap pemerintah dan APBN," imbuhnya.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved