Kabar Terbaru Kasus Warga Diduga Keracunan Makanan Seusai Menyantap Takjil di Bantul 

Puluhan orang di Kabupaten Bantul diduga mengalami keracunan seusai menyantap takjil di salah satu masjid di Jodog, Kalurahan Gilangharjo

DOk Tribunjogja.com.
ILUSTRASI: Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul akan melakukan uji sampel makanan takjil secara acak bersama Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) DI Yogyakarta. 

Disampaikannya, ada sekitar 150 makanan takjil yang dipesan di tempat katering tersebut. Namun, yang dibawa ke masjid ada sekitar 125 makanan, sedangkan sisanya dikonsumsi pribadi oleh keluarga yang menerima jatah mengisi takjil dan dibagikan kepada beberapa orang lain.

"Takjil itu makanan rice bowl. Isinya ada nasi, ayam filet, dan telur goreng. Ayamnya itu seperti dibuat teriyaki. Waktu ditelusuri, ternyata ada yang enggak makan lauknya saja, tidak ada reaksi keluhan. Tapi, yang makan nasinya itu bereaksi. Jadi kemungkinan itu berasal dari nasi," tuturnya.

Sedangkan, untuk sajian minum tidak didapatkan dari katering. Kata Nurul, minuman yang sajikan berupa teh yang dibuat sendiri. Lanjutnya, seluruh makanan tersebut telah dibawa ke laboraturium oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul untuk dilakukan pengujian dan dicari tahu penyebabnya.

"Jadi semuanya sudah komplet yang dibawa sama orang dinas itu untuk dilakukan uji coba. Dan tadi, Polsek Pandak juga sudah memanggil pihak katering itu. Tapi, pihak katering belum ketamu sama saya, jadi belum ada omong-omongan (pembicaraan)," papar dia.

Seusai kejadian tersebut, Nurul menyebut bahwa kegiatan masjid tetap berjalan seperti biasa. Namun, kemungkinan kalangan anak-anak tidak banyak yang datang untuk ikut buka bersama di Masjid Al Ikhlas dikarenakan ada yang masih mengeluhkan sakit.

"Tapi selanjutnya tetap berjalan seperti biasa. Saat ini juga masih ada yang setoran ngasih takjil ke jemaah masjid kami, karena yang mengisi takjil itu kan sudah dikasih jadwal. Dan kita enggak ada warning atau gimana-gimana ke warga. Karena ini kan hanya enggak selalu terjadi," tuturnya.

Tanggung Jawab Pengobatan

Nurul mengatakan, seluruh orang yang terkena keracunan tersebut mendapatkan uang ganti biaya pengobatan. Di mana, pasien yang berobat mandiri yakni di klinik maupun dokter pribadi mendapatkan uang ganti biaya pengobatan dari infak masjid, sedangkan yang berobat di layanan kesehatan pemerintah mendapatkan uang ganti biaya pengobatan dari Pemerintah Kabupaten Bantul.

"Karena, kejadian luar biasa ini, pemerintah setempat juga turun tangan. Tadi dinas kesehatan sudah turun juga dan yang rawat inap di rumah sakit itu biayanya ditanggung oleh pemerintah setempat," katanya.

Saat disinggung terkait besaran biaya yang dibutuhkan, Nurul mengaku belum mengetahuinya. Pasalnya, pihaknya berasama pihak terkait masih melakukan pendataan terkait kasus tersebut.

"Untuk pendataan yang di-cover oleh kami dari Masjid Al Ikhlas, masih didata juga. Pendataannya hari ini sampai besok," tutup dia

Tindakan Dinkes

Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul akan melakukan uji sampel makanan takjil secara acak bersama Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) DI Yogyakarta.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, Agus Tri Widiyantara, menyampaikan, uji sampel itu akan dilakukan secara acak di pasar-pasar Ramadan di Bumi Projotamansari untuk mengantisipasi adanya bahan berbahaya dalam sajian takjil.

"Makanan berbuka puasa selama bulan Ramadan harus memenuhi syarat Hygiene Sanitasi Pangan (HSP), karena masyarakat merupakan konsumen atau populasi rentan terhadap terjadinya Kejadian Luar Biasa (KLB) keracunan pangan," katanya, Selasa (18/3/2025).

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved