Plengkung Gading Ditutup Total
Penutupan Plengkung Gading, Warga dan Pelaku Usaha Alkid Khawatirkan Dampaknya
Penutupan total Plengkung Gading di Yogyakarta memicu beragam respons dari masyarakat
Penulis: Hanif Suryo | Editor: Hari Susmayanti
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Penutupan total Plengkung Gading di Yogyakarta memicu beragam respons dari masyarakat, khususnya warga sekitar dan pelaku usaha di kawasan Alun-Alun Kidul (Alkid).
Sebagian besar warga mengkhawatirkan dampak pembatasan akses ini, terutama terhadap mobilitas harian dan sektor ekonomi lokal.
Sengguh, seorang warga Kraton Yogyakarta yang juga memiliki usaha di Alkid, menyampaikan keberatannya terhadap rencana penutupan total tersebut.
Ia menilai kebijakan ini lebih baik diterapkan secara terbatas pada jam-jam tertentu saat lalu lintas padat.
“Jika tujuannya untuk meminimalisasi kerusakan pada Plengkung Gading, sebaiknya penutupan dilakukan saat jam sibuk saja. Jika ditutup total, warga harus mencari jalur alternatif yang lebih jauh, dan ini berpotensi menimbulkan kemacetan di titik lain, seperti perempatan Tamansari dan pertigaan Mantrigawen,” ujarnya.
Sebagai pemilik usaha, Sengguh juga mengkhawatirkan penurunan jumlah wisatawan akibat penutupan ini terutama menjelang libur Lebaran.
“Kalau akses ditutup total, wisatawan bisa enggan berkunjung karena harus memutar mencari jalan lain menuju Alkid. Ini tentu berdampak pada pendapatan usaha kami yang bergantung pada kunjungan wisatawan,” tambahnya.
Baca juga: Alasan Pemerintah Tutup Total Plengkung Gading
Hal senada disampaikan Rini, warga lainnya yang sering beraktivitas di kawasan Kraton.
Menurutnya, penutupan total akan menyulitkan warga yang bergantung pada akses cepat ke luar dan masuk kawasan benteng.
“Kami memahami pentingnya pelestarian cagar budaya, tapi harus ada solusi yang seimbang. Mungkin bisa dibuat rekayasa lalu lintas atau penutupan hanya saat acara tertentu agar aktivitas warga tidak terlalu terganggu,” kata Rini.
Seiring dengan penutupan Plengkung Gading, kendaraan dari arah Jalan MT Haryono, Jalan DI Panjaitan, dan Jalan Mayjend Sutoyo harus mencari jalur alternatif.
Padahal, Plengkung Gading selama ini berfungsi sebagai jalan tembus yang menghubungkan kawasan Jeron Beteng (Jalan Nagan Kulon dan Kidul) dengan jalan luar beteng (Jalan Letjend MT Haryono).
Beberapa alternatif rute yang dapat dilalui untuk menuju Alkid atau masuk ke kawasan Jeron Beteng Kraton Yogyakarta antara lain dari arah timur, pengendara dapat melalui Jalan Brigjen Katamso, lalu masuk ke Jalan Mantrigawen Lor, kemudian melanjutkan perjalanan ke selatan melalui Jalan Gamelan Raya, dan ke barat melalui Jalan Langenastran Lor atau Langenastran Kidul.
Dari arah barat, pengendara bisa masuk melalui Plengkung Tamansari (Plengkung Jagabaya) yang kini berbentuk gapura, berlokasi di Jalan Suryowijayan/Jalan Tamansari.
Sementara itu, dari arah utara, ada dua opsi masuk, yakni melalui Plengkung Ngasem (Jagasura) dari Jalan Nyi Achmad Dahlan dan Jalan Kauman, atau melalui Plengkung Wijilan (Tarunasura) dari Alun-Alun Lor menuju Jalan Ibu Ruswo.
Plengkung Tamansari dan Plengkung Ngasem masih berlaku dua arah, sedangkan Plengkung Wijilan hanya satu arah dari utara ke selatan untuk kendaraan roda empat. Pengendara wajib memperhatikan rambu-rambu lalu lintas (APILL) yang telah dipasang oleh dinas terkait. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.