Hamemayu Hayuning Bawana: Daerah Istimewa Yogyakarta dan Tanggung Jawab Menjaga Alam

Falsafah ini telah menjadi panduan bagi masyarakat Jawa dalam menjalani kehidupan yang selaras dengan alam. 

Editor: ribut raharjo
Istimewa
Antonius Harya, Staf Ahli DPRD Kabupaten Sleman, Kader Gerindra Masa Depan XV, dan Lulusan Magister Filsafat UGM DIY 

Dalam filosofi Jawa, Merapi berperan sebagai penjaga harmoni antara manusia dan semesta, mengajarkan bahwa kehidupan selalu berada dalam siklus penciptaan, pemeliharaan, dan pelepasan.

Di sisi barat, Perbukitan Menoreh membentang dengan hijau permai. Lembah-lembahnya menjadi tempat bagi peradaban yang berakar kuat, seperti Kulon Progo yang kaya akan budaya agraris. 

Bukit-bukit ini tidak hanya menjadi sumber mata air dan lahan pertanian, tetapi juga menyimpan jejak sejarah perjuangan dan spiritualitas.

Ke arah timur, Pegunungan Karst Gunungkidul menghadirkan lanskap unik dengan gua-gua yang menyimpan misteri masa lalu. 

Air yang mengalir di bawah tanah menciptakan ekosistem yang rapuh namun menakjubkan, mengingatkan bahwa kehidupan tidak selalu tampak di permukaan. 

Filosofi kehidupan di sini adalah tentang ketahanan dan adaptasi—bagaimana masyarakat mampu bertahan di tengah keterbatasan sumber daya air dan tanah yang tandus.

Sementara itu, di selatan, pesisir DIY adalah titik pertemuan terakhir dari aliran sungai-sungai yang bermula dari pegunungan. 

Ombak besar Samudra Hindia melambangkan dinamika kehidupan—kadang tenang, kadang penuh gejolak. Masyarakat pesisir hidup dengan menghormati laut, memahami bahwa kekuatan alam bukan untuk ditaklukkan, melainkan untuk dijalani dengan keseimbangan dan kebijaksanaan.

Gunung, bukit, sungai, dan laut di DIY bukan sekadar lanskap geografis, tetapi juga cerminan kehidupan.

Keseimbangan antara daratan dan perairan, antara eksploitasi dan konservasi, adalah pesan yang terus diajarkan oleh alam. 

Sebagaimana Sultan HB X pernah mengingatkan, menjaga alam bukan hanya untuk hari ini, tetapi juga untuk masa depan. 

Bentang alam ini bukan sekadar warisan, tetapi juga pelajaran tentang bagaimana manusia seharusnya hidup berdampingan dengan lingkungan secara harmonis.

Kesadaran Ekologis

Dalam kearifan lokal Jawa, alam memiliki keseimbangan yang harus dijaga. Gunung Merapi, misalnya, bukan hanya tumpukan tanah dan batu, tetapi juga bagian dari ekosistem yang memengaruhi kehidupan sekitarnya. 

Merusak gunung berarti mengganggu keseimbangan alam, yang dapat membawa dampak negatif bagi manusia dan lingkungan.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved