Pustral UGM Sambut Baik Diskon Tiket Pesawat dan Tarif Tol saat Mudik Lebaran 2025

Menurut pakar Pustral UGM, Dr. Ir. Dewanti, M.S, kebijakan ini akan membuat beban-beban masyarakat berkurang

Penulis: Ardhike Indah | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUN JOGJA/Alexander Ermando
ILUSTRASI - Aktivitas di Bandara Internasional Yogyakarta atau Yogyakarta International Airport (YIA) Kulon Progo, belum lama ini. Untuk masa Mudik Lebaran tahun ini, pemerintah memberlakukan diskon tiket harga pesawat, diskon tarif tol, program diskon belanja, program pariwisata mudik lebaran dan stabilitas harga pangan.  

Oleh karena itu diperlukan  antisipasi untuk menghindari berbagai kemungkinan kemacetan dan juga kecelakaan yang dapat terjadi.

“Hal ini dapat mengurangi tingkat kemacetan dan juga tingkat kecelakaan,” ujarnya. 

Dewanti pun menambahkan bahwa perlu adanya koordinasi pemerintah dengan masyarakat, seperti pihak operator dan juga maskapai dan juga kemerataan dari program ini, dalam artian hanya beberapa daerah atau maskapai saja yang diberlakukan program ini. 

“Apakah dengan penurunan tarif itu bagaimana dampak terhadap operator? Jangan sampai begini, dengan penurunan itu ada aspek-aspek yang dikorbankan bagi konsumen. Jangan sampai nanti misalnya penyamanannya dikurangi atau mungkin juga keselamatannya ini agak berkurang, ini tentunya harus dijaga,” ujarnya.

Selain itu, kemampuan pemerintah menyediakan anggaran juga patut diperhitungkan matang. 

Misalnya, dalam memberikan subsidi khususnya untuk angkutan umum, hal tersebut harus sampai di tangan masyarakat agar mereka dapat mendapatkan mudahan dan juga tarif yang lebih terjangkau, sehingga nanti tidak terjadi komplain atau pun permasalahan lebih lanjut yang mungkin terjadi di masyarakat.

“Perlu ada suatu perencanaan yang jelas yang matang ya, dan itu perlu diinformasikan ke masyarakat ya, secara luas. Lebih awal itu lebih bagus ya, sehingga tidak menimbulkan kegaduhan,” pesannya. 

Selain itu, ia mengusulkan agar pemerintah membuat kebijakan untuk meminimalisir macet jelang lebaran. 

Pemerintah perlu belajar dari pengalaman dalam penanganan mudik lebaran tahun-tahun sebelumnya. 

Koordinasi pemerintah dengan pihak-pihak terkait dapat melancarkan arus mudik lebaran dan meminimalisir  kecelakaan maupun insiden yang parah.

Ia pun memuji rencana pemerintah menerapkan WFA (work from anywhere) menjelang libur panjang. 

Hal tersebut dinilai dapat memecah kepadatan mudik dalam waktu yang lebih panjang.

“Saya kira pemerintah ini masih punya waktu ya, ini sampai nanti menjelang lebaran, paling tidak kira-kira satu bulan untuk mempersiapkan segala sesuatunya dan mestinya juga antisipasi itu menjadi lebih penting dan juga bagaimana melibatkan berbagai pihak,” tutupnya. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved