Disdikpora DIY Kurangi Durasi Belajar Siswa Selama Ramadan, Fokus pada Ibadah dan Pembinaan Karakter
SEB ini menjadi panduan bagi pemerintah daerah dan satuan pendidikan untuk mengatur proses pembelajaran selama bulan suci Ramadan.
Penulis: R.Hanif Suryo Nugroho | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Pemerintah resmi mengeluarkan kebijakan terkait jam belajar dan kegiatan sekolah selama bulan Ramadan 1446 H/2025 Masehi.
Kebijakan ini tertuang dalam Surat Edaran Bersama (SEB) yang ditandatangani oleh Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian dan Menteri Agama Nasaruddin Umar.
SEB ini menjadi panduan bagi pemerintah daerah dan satuan pendidikan untuk mengatur proses pembelajaran selama bulan suci Ramadan.
Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) DIY, Suhirman, menjelaskan bahwa durasi belajar siswa dikurangi 10 menit per jam pelajaran.
Biasanya, satu jam pelajaran berlangsung 45 menit, namun selama Ramadan dipersingkat menjadi 35 menit.
Waktu yang dikurangi akan dimanfaatkan untuk pembinaan akhlak mulia, penguatan kepemimpinan, dan peningkatan ibadah, baik di sekolah maupun di rumah.
“Kami harap kebijakan ini dapat mulai diterapkan sejak awal masuk sekolah di bulan Ramadhan,” ujar Suhirman, Senin (24/2/2025).
Merujuk pada SEB, tahapan pembelajaran selama Ramadhan telah diatur secara rinci.
Pada tanggal 27–28 Februari dan 3–5 Maret 2025, pembelajaran dilaksanakan secara mandiri di rumah, tempat ibadah, atau lingkungan masyarakat sesuai penugasan sekolah.
Baca juga: Awal Ramadan 1446 H di Indonesia Berpotensi Bersamaan, Kemenag Gelar Sidang Isbat 28 Februari 2025
Selanjutnya, pada 6–25 Maret 2025, siswa mengikuti pembelajaran tatap muka di sekolah atau madrasah, dilengkapi dengan aktivitas tambahan yang memperkaya aspek keagamaan dan penguatan karakter.
Menjelang Idulfitri, sekolah akan meliburkan siswa pada 26–28 Maret serta 2–8 April 2025, dengan harapan waktu libur ini dimanfaatkan untuk bersilaturahmi dan mempererat persaudaraan.
Setelah itu, kegiatan pembelajaran kembali berjalan normal mulai 9 April 2025.
Selama Ramadhan, siswa dianjurkan mengikuti kegiatan keagamaan sesuai keyakinan masing-masing.
Untuk siswa Muslim, ada tadarus Alquran, pesantren kilat, dan kajian keislaman.
Siswa non-Muslim dapat mengikuti bimbingan rohani atau aktivitas keagamaan lain yang relevan.
Selain itu, waktu pulang sekolah akan lebih awal agar siswa bisa melanjutkan ibadah di rumah.
Program penguatan karakter seperti kegiatan sosial dan kepemimpinan juga menjadi fokus utama.
Terkait Program Makan Bersama Gratis (MBG), Suhirman menyebutkan bahwa pihaknya masih berkoordinasi dengan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) untuk menyesuaikan format program.
"Keputusan lebih lanjut akan segera diinformasikan," ujarnya.
Orangtua diminta mendampingi anak dalam menjalankan ibadah dan memantau aktivitas belajar mandiri.
Sementara itu, pemerintah daerah dan kantor wilayah Kementerian Agama bertanggung jawab menyusun perencanaan dan menyelaraskan waktu pembelajaran agar berjalan efektif.
Dengan kebijakan ini, diharapkan proses pendidikan tetap berlangsung optimal sambil memberikan ruang bagi siswa untuk mendalami nilai-nilai spiritual dan sosial.
Ramadan menjadi momentum yang tepat untuk memperkuat iman, karakter, dan kebersamaan dalam lingkungan pendidikan. (*)
Disdikpora DIY Perketat Pengawasan Program MBG setelah Kasus Keracunan Massal |
![]() |
---|
Stadion Mandala Krida Masih Jadi Objek Penghitungan Kerugian Negara, Renovasi Belum Bisa Dilakukan |
![]() |
---|
Disdikpora DIY Instruksikan Deklarasi Anti Kekerasan Pelajar Diunggah ke TikTok saat MPLS |
![]() |
---|
Tiga SMA Negeri di Kulonprogo Masih Kekurangan Siswa, Ini Kata Kadisdipora DIY |
![]() |
---|
Sempat Didiskualifikasi, 88 Siswa Lengkapi Syarat Masuk SPMB Jalur Afirmasi, 51 Masuk Jalur Khusus |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.