Puisi

Arti dan Makna Puisi “Ketika Engkau Bersembahyang” karya Emha Ainun Najib 

Puisi ini merupakan refleksi mendalam tentang makna salat sebagai perjalanan spiritual dan hakikat kehidupan. 

Penulis: Tribun Jogja | Editor: Joko Widiyarso
DOK. Instagram Cak Nun
Biodata Emha Ainun Nadjib alias Cak Nun 

Ketika engkau bersembahyang
Oleh takbirmu pintu langit terkuakkan
Partikel udara dan ruang hampa bergetar
Bersama-sama mengucapkan allahu akbar

Bait ini menggambarkan kekuatan takbir yang mampu menembus batas dunia fisik dan spiritual. Takbir bukan hanya ucapan, tetapi juga getaran yang menyatukan seluruh alam dalam pengagungan kepada Tuhan.


Bait 2

Bacaan Al-Fatihah dan surah
Membuat kegelapan terbuka matanya
Setiap doa dan pernyataan pasrah
Membentangkan jembatan cahaya

Bait ini menggambarkan kekuatan doa dan kepasrahan yang mampu menerangi kegelapan hati dan membuka jalan menuju Tuhan. Doa dan kepasrahan menjadi "jembatan cahaya" yang menghubungkan manusia dengan Sang Pencipta.


Bait 3

Tegak tubuh alifmu mengakar ke pusat bumi
Ruku’ lam badanmu memandangi asal-usul diri
Kemudian mim sujudmu menangis
Di dalam cinta Allah hati gerimis

Bait ini menggambarkan gerakan salat sebagai simbol perjalanan spiritual. "Alif" yang tegak melambangkan hubungan vertikal manusia dengan Tuhan, "lam" ruku’ melambangkan perenungan asal-usul diri, dan "mim" sujud melambangkan puncak penghambaan dan cinta kepada Tuhan.

 

Bait 4

Sujud adalah satu-satunya hakekat hidup
Karena perjalanan hanya untuk tua dan redup
Ilmu dan peradaban takkan sampai
Kepada asal mula setiap jiwa kembali

Bait ini menegaskan bahwa sujud adalah inti dari kehidupan, yaitu pengakuan akan kelemahan dan ketergantungan manusia kepada Tuhan. Ilmu dan peradaban tidak mampu menjawab pertanyaan tentang asal-usul dan tujuan akhir kehidupan, tetapi sujud mampu mengantarkan jiwa kembali kepada Sang Pencipta.


Bait 5

Maka sembahyang adalah kehidupan ini sendiri
Pergi sejauh-jauhnya agar sampai kembali
Badan di peras jiwa dipompa tak terkira-kira
Kalau diri pecah terbelah, sujud mengutuhkannya

Bait ini menggambarkan salat sebagai perjalanan spiritual yang intens, di mana tubuh dan jiwa dikerahkan sepenuhnya. Salat bukan hanya ritual, tetapi juga proses pemurnian diri yang mampu menyatukan kembali jiwa yang terpecah.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved