PROFIL Brian Yuliarto Resmi Dilantik Presiden Prabowo Gantikan Satryo Brodjonegoro, Cek Kekayaannya

Ia telah mempublikasikan ratusan jurnal ilmiah dan memegang sejumlah hak kekayaan intelektual (HKI).

Penghargaan dan Prestasi Internasional 

Sepanjang kariernya, Brian Yuliarto telah meraih berbagai penghargaan, di antaranya:

• Habibie Prize 2024 untuk kontribusi dalam pengembangan teknologi berbasis material maju dan nanoteknologi.
• Peringkat 18 dalam Indonesia Top 10.000 Scientist kategori Subjek Engineering & Technology versi AD Scientific Index.
• Masuk daftar World’s Top 2 persen Scientist versi Stanford University tahun 2022.
• Peneliti Terbaik ITB tahun 2021.

Brian juga memiliki lebih dari 326 publikasi jurnal ilmiah terindeks Scopus dan 410 publikasi di Google Scholar.

Harta Kekayaan Prof. Brian Yuliarto 

Berdasarkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN), Brian Yuliarto memiliki total kekayaan sebesar Rp18.640.600.000. Berikut rincian harta kekayaannya:

A. Tanah dan Bangunan (Rp18.075.000.000)

1. Properti di Kota Bandung seluas 126m2/150m2, hibah tanpa akta: Rp1.850.000.000

2. Properti di Bandung seluas 338 m2/338 m2, hibah tanpa akta: Rp2.250.000.000

3. Properti di Bandung seluas 153 m2/110 m2, hasil sendiri: Rp1.450.000.000

4. Tanah seluas 70 m2 di Bandung, hasil sendiri: Rp190.000.000

5. Tanah dan bangunan seluas 647 m2/217 m2 di Bandung, hibah tanpa akta: Rp7.750.000.000

6. Tanah dan bangunan seluas 420 m2/110 m2 di Kota Bekasi, hibah tanpa akta: Rp3.500.000.000

7. Tanah seluas 3560 m2 di Karawang, hasil sendiri: Rp260.000.000

8. Tanah dan bangunan seluas 450 m2/200 m2 di Kendal, hasil sendiri: Rp825.000.000

B. Alat Transportasi dan Mesin (Rp170.000.000)
* Mobil Honda CR-V 1.5 TC CVT CKD tahun 2018: Rp170.000.000

C. Harta Bergerak Lainnya (Rp235.600.000) 

D. Kas dan Setara Kas (Rp160.000.000)

Dengan latar belakang akademik yang kuat dan pengalaman luas dalam dunia riset, Brian Yuliarto diharapkan mampu membawa inovasi baru dalam sektor pendidikan tinggi, sains, dan teknologi di Indonesia.

( Tribunjogja.com / Bunga Kartikasari )