Keracunan Massal Sleman

Polisi Periksa 8 Orang Terkait Kasus Dugaan Keracunan Massal Sajian Hajatan di Tempel Sleman

Dilaporkan ada 151 orang yang bergejala setelah menyantap sajian hajatan di Lumbungrejo tersebut. 

Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Muhammad Fatoni
Tribun Jogja/ Ahmad Syarifudin
KORBAN KERACUNAN - Kondisi seputar Posko kesehatan penanganan dugaan keracunan di Krasakan, Lumbungrejo, Tempel, Kabupaten Sleman, Senin (10/2/2025). Jumlah warga yang diduga mengalami keracunan setelah mengonsumsi makanan dalam hajatan di dusun Krasakan, Kalurahan Lumbungrejo, Tempel, Kabupaten Sleman terus bertambah 

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Satuan Reskrim Polresta Sleman bergerak melakukan penyelidikan terhadap kasus dugaan keracunan massal sajian hajatan di Krasakan, Kalurahan Lumbungrejo, Tempel, Kabupaten Sleman.

Sejauh ini, dilaporkan ada delapan orang yang diperiksa sebagai saksi. 

"Kami sedang melakukan pemeriksaan saksi-saksi, periksa penyelenggara hajatan dan penyedia makanan. Perkara ini ditangani Satreskrim. Yang diperiksa sudah 8 orang," kata Kapolresta Sleman, Kombes Pol Edy Setyanto Erning Wibowo, Senin (10/2/2025). 

Dilaporkan ada 151 orang yang bergejala setelah menyantap sajian hajatan di Lumbungrejo tersebut. 

Dari jumlah tersebut, 27 di antaranya harus menjalani rawat inap atau opname di Rumah Sakit.

Adapun kronologi awal dugaan keracunan massal ini bermula dari hajatan pernikahan yang digelar pada Sabtu, 8 Februari 2025 lalu.

Akad nikah dilangsungkan Sabtu pagi dan siangnya dilanjutkan resepsi.

Saat itu, pada hari resepsi ada sebagian makanan yang dibagi-bagikan kepada tetangga, masyarakat setempat. 

Baca juga: Korban Diduga Keracunan Sajian Hajatan di Tempel Sleman Terus Bertambah,  27 Orang Dirawat di RS

Setelah menyantap makanan, Sabtu malam sebagian warga mulai bergejala tetapi masih ringan. Warga mulai mendatangi RSUD Sleman pada Minggu pagi. 

Kepala Puskesmas Tempel 1, Diana Kusumawati, mengatakan karena jumlah warga yang berdatangan ke RSUD Sleman cukup banyak, kemudian dilaporkan ke Dinas Kesehatan yang kemudian ditindaklanjuti ke Puskesmas Tempel 1.

Saat ini telah dibuat posko penanganan untuk memberikan pertolongan perawatan bagi warga yang mengalami gejala. 

"Umumnya warga mengalami gejala demam dan diare," kata dia. 

Mereka berasal dari beberapa daerah, tetapi paling banyak warga setempat. Sebagian ada yang berasal dari luar wilayah tetapi masih satu Kapanewon, namun juga ada yang luar daerah seperti Muntilan dan dirawat di RSUD Muntilan. 

Perkembangan terkini hingga Senin (10/2/2025) siang, jumlah warga yang dirawat di Posko berjumlah 14 orang. Mereka menjalani observasi yang dilakukan oleh tim medis. 

Bagi pasien yang bergejala dan tensinya rendah, diinfus dan diberi obat-obatan antibiotik.

Sebab, kata Diana meksipun belum diketahui penyebabnya, namun hasil pemeriksaan feses pasien yang telah dirujuk di Rumah Sakit terdapat infeksi di pencernaan. 

"Jadi kami kasih antibiotik," katanya. 

Selain memberikan pertolongan kepada warga, Petugas juga mengambil sampel makanan untuk diuji di Balai Laboratorium Kesehatan dan Kalibrasi DIY.

Adapun sampel makanan yang diambil antara lain Siomay berikut tahu kentang telur dan sambel kacang. Kemudian Bakso, sate dan es krim. 

"Sampel sudah masuk ke BLKK DIY pada pukul 12.30 kemarin. Prosesnya sampai mana kami belum update lagi," ujar Diana.(*)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved