Tol Yogyakarta Solo

Sikap Warga Saat Lahan Diminta untuk Pelebaran Jalan Penopang Exit Tol Jogja-Solo

Rencana pelebaran Jalan Ki Ageng Gribig itu dilakukan untuk menopang proyek pembangunan Jalan Tol Jogja-Solo, menuju Exit Tol Klaten di Kec Ngawen

Penulis: Dewi Rukmini | Editor: Iwan Al Khasni
google earth
PELEBARAN JALAN: Warga Kelurahan Gergunung, Kecamatan Klaten Utara, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, yang berada di sepanjang Jalan Ki Ageng Gribig bersikukuh meminta pelebaran dilakukan di dua sisi jalan 

Pihaknya berharap, Gubernur Jawa Tengah bisa memahami aspirasi dan perasaan warga. 

Warga lainnya, Sofan (60), mengungkapkan secara prinsip masyarakat bisa menerima pembangunan atau pelebaran Jalan Ki Ageng Gribig untuk menopang exit tol Jogja-Solo di Kecamatan Ngawen, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Namun dengan catatan pelebaran di sisi kanan-kiri jalan, tidak hanya sebelah. 

"Kalau hanya sebelah akan sangat memberatkan warga, khususnya yang punya tempat usaha karena hampir tidak ada lahan untuk parkir sama sekali," ucap Sofan yang punya usaha warung soto di pinggir Jalan Ki Ageng Gribig. 

Dia menyebut, jika pelebaran hanya di satu sisi jalan maka lahannya yang terdampak sekitar 9 meter dari tepi aspal. Kondisi tersebut sangat mepet dengan pintu masuk warungnya, sehingga tidak ada lahan untuk tempat parkir. 

"Sebenarnya pada saat sosialisasi awal tahun kemarin (2024) itu sudah ada patoknya pelebaran di kanan-kiri jalan dan kami sudah bisa menerima, tidak ada masalah. Tapi sekarang kok berubah total. Padahal kalau pelebaran di dua sisi, lahan saya terdampak sekitar 4 meter, sehingga masih ada untuk parkir," terangnya. 

Anggota Tim Persiapan Pengadaan Lahan Provinsi Jawa Tengah, Ilham Pribadi, menuturkan bahwa pemerintah sangat menghormati pandangan masyarakat terkait rencana pelebaran itu. Meski masyarakat membuat pernyataan sikap, namun secara prinsip mereka mendukung program pemerintah tersebut. 

"Memang ada beberapa catatan yang disampaikan bahwa mereka menuntut keadilan agar yang terkena dua sisi, tidak hanya satu sisi jalan. Nanti kami akan sediakan forum keberatan," ujarnya.

Menurut Ilham, hal yang dikeluhkan warga Kelurahan Gergunung tersebut adalah masalah teknis dalam penyusunan desain pelebaran jalan. Namun, perubahan terkait masalah teknis itu tentunya sudah dipertimbangkan dari aspek keselamatan perjalanan dan sebagainya. 

Konsultasi Publik

PENAMBAHAN LAHAN TOL: Suasana gelaran konsultasi publik pengadaan tanah penambahan lahan pembangunan jalan Tol Solo-Yogyakarta-Kulon Progo Seksi I Provinsi Jawa Tengah di Kantor Kelurahan Gergunung, pada Selasa (4/2/2025).
PENAMBAHAN LAHAN TOL: Suasana gelaran konsultasi publik pengadaan tanah penambahan lahan pembangunan jalan Tol Solo-Yogyakarta-Kulon Progo Seksi I Provinsi Jawa Tengah di Kantor Kelurahan Gergunung, pada Selasa (4/2/2025). (Tribunjogja.com/Dewi Rukmini)

Sejalan dengan itu, puluhan warga Kelurahan Gergunung, Kecamatan Klaten Utara, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, hadiri konsultasi publik pengadaan tanah penambahan lahan pembangunan jalan Tol Solo-Yogyakarta-Kulon Progo Seksi I di Kantor Kelurahan Gergunung, Selasa (4/2/2025). 

Kegiatan konsultasi publik itu masuk dalam tahapan persiapan rencana pelebaran Jalan Ki Ageng Gribig untuk menopang proyek pembangunan Jalan Tol Jogja-Solo, Exit Tol Klaten, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. 

Anggota Tim Persiapan Pengadaan Lahan Provinsi Jawa Tengah, Ilham Pribadi menjelaskan, lewat konsultasi publik itu pihaknya meminta persetujuan pemilik tanah untuk merelakan lahannya demi rencana pelebaran jalan penopang exit tol Ngawen. 

Ilham menyebut, tim persiapan pengadaan tanah bersama instansi yang memerlukan tanah (PPK pengadaan tanah) tidak akan memaksa kehendak para pemilik tanah. 

Namun, pihaknya berharap pemilik tanah bisa mendukung program proyek strategus nasional tersebut. 

"Tadi berkali-kali disampaikan bahwa kami memohon agar masyarakat sukarela mengikhlaskan tanahnya yang akan digunakan sebagian atau seluruhnya untuk tambahan lahan (penopang) tol Solo-Jogja." 

"Karena dari pantauan kami, memang pintu tol itu kurang lebar, jadi perlu diperlebar agar mengurangi kemacetan dan manfaatnya bisa dirasakan semua orang," jelas Ilham kepada Tribunjogja.com di sela kegiatan, Selasa (4/2/2025).  

Halaman
123
Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved