Pengecer Gas Melon di Jogja Lega Akhirnya Bisa Berjualan Lagi

Meski untungnya tak seberapa antara Rp1.000 hingga Rp2.000 per buah, uang itu sangat membantu dirinya menambah penghasilan.

Penulis: Miftahul Huda | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA/MIFTAHUL HUDA
JUALAN LAGI - Pengecer gas elpiji 3 kilogram di Yogyakarta lega akhirnya bisa berjualan lagi, Selasa (3/2/2025) 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Yati, seorang pengecer gas LPG 3 Kilogram di Gowongan, Kota Yogyakarta akhirnya merasa lega, seusai pemerintah kembali mempersilakan pengecer menjual gas melon.

Sebagaimana diberitakan, Presiden Prabowo Subianto membatalkan kebijakan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia yang sempat melarang pengecer menjual gas melon mulai 1 Februari 2025 kemarin.

"Beberapa hari ini sempat syok dan bingung kenapa kok tiba-tiba ndak boleh jual gas melon, padahal biasanya boleh saja ambil di pangkalan. Untungnya sudah bisa jualan lagi sekarang," katanya di Yogyakarta, Selasa (04/2/2025).

Padahal sehari-hari, perempuan penjual gorengan yang disetor ke beberapa angkringan ini sengaja menjadi pengecer gas melon untuk tetangga kiri-kanan. 

Meski untungnya tak seberapa antara Rp1.000 hingga Rp2.000 per buah, uang itu sangat membantu dirinya menambah penghasilan.

Apalagi suaminya tidak bisa lagi bekerja karena mengidap penyakit. Yati akhirnya berjualan gas melon dan gorengan untuk menyambung hidup.

Wanita 60-an tahun ini mengaku selalu mengambil gas melon di pangkalan yang berada di kampung setiap Selasa dan Jumat. 

"Paling bisa ambil dua, soalnya pangkalan membatasi tiap Selasa dan Jumat hanya ada 30-40 gas yang dibagi-bagi ke pengecer," jelasnya.

Baca juga: Efek Larangan Pengecer Jual Gas Elpiji 3 Kg Mulai Terasa, Puluhan Tabung Nganggur

Yati menambahkan, dia mengambil gas melon dari pangkalan dengan harga Rp16.000-Rp17.000 per buah. 

Dia kemudian menjual kembali gas melon tersebut pada pembeli sebesar Rp19.000-Rp20.000 per buah.

"Saya nggak mau ambil untung banyak, wong yang beli juga tetangga sendiri," jelasnya.

Perasaan yang sama juga dirasakan Yani, seorang pemilik warung yang  menjadi pengecer gas melon

Dia juga mengandalkan gas melon untuk dijual di warung kecilnya selama ini.

"Harga sempat naik pas dua hari ini pengecer tidak boleh jualan. Pangkalan juga terlambat datang padahal kami antre," jelasnya.

Dia berharap pemerintah bisa lebih bijaksana dalam mengambil kebijakan. Sehingga rakyat kecil tidak disusahkan dan jadi korban kebijakan tersebut.

"Kami jualan halal masih saja dipersulit," imbuhnya. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved