Suami di Bantul Bunuh Istri

Cerita Kerabat dan Pak RT soal Kasus Suami Bunuh Istri di Kasihan Bantul

Setibanya di lokasi kejadian, Tia merasa heran dikarenakan rumah pelaku AP ramai dan terdapat aparat kepolisian.

|
Dok. Polres Bantul
KASUS PEMBUNUHAN: Sejumlah polisi dan masyarakat di rumah kejadian pembunuhan di Karangjati, Kalurahan Tamantirto, Kapanewon Kasihan, Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta, Selasa (4/2/2025). 

TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL  -  Sejumlah warga di Karangjati, Kalurahan Tamantirto, Kapanewon Kasihan, Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta, Selasa (4/2/2025) sekira pukul 09.00 WIB, geger, usai mengetahui terjadinya dugaan pembunuhan.

Kasus tersebut menimpa korban W (33), istri pelaku AP (39). Peristiwa itu terjadi di rumah pelaku AP di Karangjati.

Tia Ratri (23), warga setempat sekaligus kerabat korban W, mengaku terkejut dengan kabar tersebut.

Pasalnya, ia dan korban telah lama berteman dan kerap bertukar kisah hidup mereka.

"Saya sama mbak W sudah kenal lama dan sempat ngajarin ngaji anaknya. Kan dia sudah punya anak dua. Terus pagi tadi, waktu saya lagi masak, tiba-tiba dikabarin sama om saya soal mbak W," ujarnya saat dikonfirmasi Tribunjogja.com.

Baca juga: BREAKINGNEWS: Seorang Suami di Bantul Nekat Bunuh Istri Pakai Linggis

Saat itu, Tia mengaku belum mengetahui bahwa W tewas dibunuh oleh suami W.

Saat itu, Tia hanya mendengar kabar bahwa W meninggal dunia. Akhirnya, Tia bergegas ke rumah pelaku AP.

Setibanya di lokasi kejadian, Tia merasa heran dikarenakan rumah pelaku AP ramai dan terdapat aparat kepolisian.

Dari situ, kemudian AP baru mengetahui bahwa kerabatnya tewas diduga dibunuh oleh AP.

"Tapi saya enggak tahu, mbak W itu dibunuh karena apa dan gimana. Saya sebagai teman dekat sempat kaget dan langsung nangis. Ya bayangkan saja  teman sendiri tiba-tiba meninggal karena dibunuh, siapa yang enggak kaget dan sedih," jelas Tia.

Tia pun menceritakan bahwa korban kerap bercerita soal AP. Menurutnya, korban mengaku sekaligus menunjukkan bahwa korban sering mendapatkan lebam karena ulah AP.

Pisah ranjang

Sebelum kejadian, korban sudah tinggal dan pisah ranjang dengan pelaku. Korban tinggal di Kabupaten Kulon Progo.

"Terus, pas Sabtu (1/2/2025), korban datang ke rumah pak AP pakai sepeda motor. Sepeda motor itu dititipkan ke salah satu warga setempat. Terus, korban pergi ke sungai dekat sini (lokasi kejadian), karena mencari AP lagi memancing," papar Tia.

Setelah itu, W dan AP pergi ke rumah AP. Mereka jalan berdua dan sempat diketahui oleh warga setempat.

Tapi, setelah itu, W tidak pernah kelihatan keluar dari rumah AP.

"Nah, habis itu warga sini pada curiga semua. Banyak yang cari mbak W. Soalnya ada sepeda motor mbak W, tapi kok enggak ada orangnya lagi," kata dia.

Sayangnya hasil pencarian tersebut tidak membuahkan hasil. Bahkan warga setempat sempat melakukan pencarian korban di sungai dekat rumah pelaku AP.

"Warga sini cari mbak W di Sungai, karena adeknya mbak W itu bolak balik dimimpiin terus kalau mbak W dibunuh, tapi dibunuhnya ditenggelamkan," papar Tia.

Merasa curiga, warga setempat berencana untuk datang ke rumah korban. Lalu, pada Selasa (4/2/2025) pagi, warga datang ke rumah AP, namun mereka bertemu dengan keluarga korban W yang juga bermaksud mencari korban W.

Senada, Ketua RT 04 Karangjati, Sandiman, menyampaikan bahwa, pihaknya sempat mencari korban.

Bau menyengat

Namun, dikarenakan warga setempat dan keluarga korban saling bertemu di rumah AP, akhirnya mereka menghubungi Bhabinkamtibmas.

"Pak Bhabinkamtibmas langsung hubungi Polsek Kasihan. Jadi, kami, sama keluarga korban, pak Bhabinkamtibmas sama pak Polisi datang ke rumah AP. Karena, posisi rumahnya itu dikunci rapat, akhirnya pintu rumah AP dicongkel. Terus kecium bau menyengat," ungkapnya.

Saat dicek oleh polisi, sumber bau tersebut berasal dari korban W yang ditemukan dalam keadaan meninggal dunia.

Selanjutnya, Polsek Kasihan menghubungi Pores Bantul dan Puskesmas Kasihan I untuk mengevaluasi jenazah korban.

"Pas evakuasi saya enggak berani masuk. Jadi saya di luar. Saya takut dan enggak tega lihat jenazah korban. Jadi di luar saja," paparnya.

Perilaku AP

Sandiman turut menyampaikan bahwa W dan AP telah pisah ranjang sekitar 1,5 tahun. Bahkan, sekitar satu tahun lalu, W sempat mendatanginya untuk meminta surat pengantar perceraian.

"Pak AP ini enggak kerja. Dia sehari-hari cuma mancing saja. Jadi kebutuhan sehari-hari AP dapat dari orang tua," beber dia.

Tidak hanya itu saja, AP dikenal memiliki sifat temperamental dan kerap melakukan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) terhadap W.

Bahkan, W beberapa kali melarikan diri ke rumah tetangga, untuk menghindari itu.

"AP itu juga suka minum-minuman keras. Jadi, kadang warga sini sering terganggu, walau sebenarnya AP dari dulu memang sudah tinggal di sini. AP itu juga jarang ikut kumpul dan sosialisasi sama warga kami," urainya.

Sandiman mengaku prihatin dengan kejadian tersebut. Ia turut mengimbau kepada masyarakat setempat agar tetap hidup rukun dan memperhatikan keadaan masing-masing masyarakat setempat.

"Ya saya harap kepada masyarakat untuk tetap waspada dan saling peka terhadap kondisi setempat. Semoga ke depan tidak ada kejadian seperti ini lagi," jelasnya.

Pelaku hendak kabur

Sementara itu, Kasi Humas Polres Bantul, AKP I Nengah Jeffry Prana Widnyana, mengungkapkan, pelaku AP berhasil diamankan usai diselidiki keberadaannya.

Pelaku bersembunyi di rumah yang berlokasi sekitar satu kilometer dari lokasi kejadian.

"AP sempat mau kabur ke Seragen, Jawa Tengah. Tadinya, korban datang ke rumah pelaku dengan niat mengajukan cerai. Kemudian, korban dan pelaku sempat cekcok," ungkapnya.

Pelaku sempat meminta berhubungan badan dengan korban, namun ditolak oleh korban.

Akhirnya, pelaku memukul korban menggunakan linggis hingga meninggal dunia.

"Pelaku mengakui menghabisi nyawa korban W, dengan cara memukul korban dengan linggis dari belakang bagian belakang," tutup dia.(nei)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved