Kenapa Cuaca dan Udara Jogja Terasa Dingin di Malam hingga Pagi Hari? Begini Penjelasan BMKG

Berdasarkan laporan terbaru dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), peningkatan kelembaban udara akibat penguatan Monsun Asia serta

Generated By AI
Ilustrasi - Suhu dan Cuaca Dingin: Kenapa Udara Yogyakarta Terasa Dingin di Malam dan Pagi Hari? Begini Penjelasan BMKG 

TRIBUNJOGJA.COM - Dalam beberapa hari terakhir, masyarakat Yogyakarta merasakan suhu udara yang terasa lebih dingin, terutama pada malam dan pagi hari. 

Fenomena ini tidak terlepas dari dinamika atmosfer yang tengah berlangsung di Indonesia. 

Berdasarkan laporan terbaru dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), peningkatan kelembaban udara akibat penguatan Monsun Asia serta fenomena atmosfer lainnya turut memengaruhi kondisi cuaca di wilayah Yogyakarta dan sekitarnya.

1. Pengaruh Seruakan Udara Dingin (Cold Surge)

BMKG menjelaskan bahwa salah satu penyebab utama kondisi ini adalah fenomena Seruakan Dingin (Cold Surge), yaitu aliran massa udara dingin dari Siberia yang bergerak menuju wilayah ekuator, termasuk Indonesia. 

Dalam beberapa hari terakhir, seruakan dingin ini terdeteksi pada kategori signifikan dan diprediksi akan menjangkau wilayah Selat Karimata hingga bagian barat Pulau Jawa pada akhir Januari 2025. 

Aliran udara dingin tersebut membawa suhu yang lebih rendah dan menciptakan rasa dingin di berbagai wilayah, termasuk Yogyakarta.

Selain seruakan udara dingin, adanya sirkulasi siklonik di Samudra Hindia Selatan Jawa juga berkontribusi terhadap kondisi cuaca di Yogyakarta

Sirkulasi ini memicu terbentuknya daerah konvergensi, yang mendukung aktivitas hujan serta peningkatan kecepatan angin.

Baca juga: KASUS Anak Kubur Ibu Kandung di Kebun Dekat Rumah Ditutupi Daun, TKP Gamping Sleman

2. Kondisi Cuaca di Yogyakarta

Prospek cuaca mingguan yang dirilis BMKG menyebutkan bahwa wilayah Yogyakarta berpotensi mengalami hujan dengan intensitas sedang hingga lebat selama periode 28 Januari hingga 3 Februari 2025. 

Cuaca ekstrem yang disertai kilat, petir, dan angin kencang juga mungkin terjadi di beberapa waktu. 

Hal ini tidak hanya membuat udara terasa lebih dingin, tetapi juga meningkatkan risiko bencana hidrometeorologi, seperti banjir dan tanah longsor.

3. Dampak Monsun Asia dan Cuaca Ekstrem

Fenomena atmosfer lainnya, seperti La Niña yang meski dalam fase lemah tetap berkontribusi meningkatkan curah hujan di wilayah tropis, turut memengaruhi cuaca di Yogyakarta

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved