Rip Current di Pantai Selatan DIY, Petugas Imbau Wisatawan Patuhi Peringatan

Arus balik atau rip current tersebar di hampir seluruh pantai selatan Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisatawan diimbau waspada dan mematuhi peringatan

Penulis: Hanif Suryo | Editor: Yoseph Hary W
Istimewa
OMBAK BERBAHAYA: Tim SAR saat proses pencarian pelajar SMPN 7 Kota Mojokerto yang tenggelam terseret arus menggunakan di Pantai Drini, Gunungkidul pada Selasa (28/1/2025). Petugas mengimbau wisatawan akan bahaya rip current atau arus balik di laut selatan. 

TRIBUNJOGJA.COM - Bahaya arus balik atau rip current yang tersebar di hampir seluruh pantai selatan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) terus menjadi perhatian serius.

Wisatawan diimbau lebih waspada dan mematuhi setiap peringatan yang diberikan oleh petugas maupun pelaku wisata di kawasan tersebut.

Plt Kepala Satpol PP DIY, Noviar Rahmad, menekankan pentingnya peran pelaku wisata dalam mengedukasi wisatawan terkait bahaya rip current. 

"Pelaku wisata tidak boleh hanya sekadar membawa rombongan dan membiarkan mereka begitu saja. Mereka harus aktif memberikan edukasi dan peringatan," jelasnya saat dikonfirmasi pada Rabu (29/1/2025).

Edukasi langsung dari pelaku wisata dianggap efektif karena mereka memiliki intensitas interaksi yang tinggi dengan pengunjung. 

“Yang paling penting adalah edukasi kepada wisatawan, meskipun penambahan personel untuk pengawasan saat hari biasa tidak memungkinkan,” lanjut Noviar.

Meski saat hari biasa jumlah personel dianggap cukup, kebutuhan akan tambahan tenaga pengawas menjadi krusial selama musim liburan.

Dengan ribuan wisatawan yang memadati pantai, potensi terjadinya kecelakaan air semakin meningkat.

"Satlinmas rescue di wilayah ini sudah didukung Dana Keistimewaan, jadi anggaran aman. Namun tetap diperlukan tambahan tenaga saat libur panjang," terang Noviar.

Di wilayah pantai selatan Gunungkidul, terdapat 37 objek wisata pantai dengan total 69 personel yang tergabung dalam SAR Linmas Wilayah II Baron.

Setiap pantai memiliki tim yang dilengkapi pengeras suara untuk memberikan informasi dan peringatan kepada pengunjung.

Namun, kendala tetap muncul lantaran banyak wisatawan yang tidak mengindahkan peringatan.

"Kami sudah standby di pantai, mengingatkan berulang kali. Tapi ada saja yang tidak mau dengar," ujarnya.

Bahaya Rip Current

Rip current adalah arus bawah laut yang sangat kuat meski permukaan air terlihat tenang.

Kondisi ini sering tidak disadari oleh wisatawan yang bermain air di pantai. 

"Rip current arus bawahnya kencang, sementara permukaan atasnya tampak tenang. Ini yang sering mengecoh wisatawan," tegas Noviar.

Pantai Drini, misalnya, dikenal memiliki potensi rip current yang membahayakan.

Bagian barat pantai bahkan dinilai lebih berbahaya, meski area teluk yang digunakan untuk aktivitas kano relatif aman.

"Pantai Parangtritis juga termasuk berbahaya karena karakteristik pasirnya yang bisa berpindah-pindah," tambahnya.

Untuk meminimalisasi risiko kecelakaan, wisatawan disarankan bermain air di lokasi yang telah ditentukan dan aman.

"Hampir semua pantai selatan, tidak hanya DIY tapi hingga Cilacap, punya potensi rip current. Wisatawan harus lebih berhati-hati," pungkas Noviar.

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved