Antisipasi Potensi Bencana Hidrometrologi,  Pemkab Sleman Intensifkan Pemangkasan Pohon 

Pohon-pohon yang melintang di jalan dan berpotensi mengganggu atau membahayakan pengguna jalan dipangkasi

Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Muhammad Fatoni
Dok.Istimewa
Petugas melakukan langkah mitigasi bencana hidrometeorologi, dengan memangkas ranting pohon yang berpotensi membahayakan pengguna jalan di jalan Sidomoyo - Cebongan 

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Aparatur Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sleman mengintensifkan pemangkasan pohon perindang yang berada di tepi jalan.

Langkah mitigasi bencana ini dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya dampak buruk bahkan fatal, dari peristiwa pohon tumbang yang berpotensi meningkat di tengah cuaca ekstrem musim penghujan. 

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Sleman, Bambang Kuntoro, menyampaikan status siaga darurat bencana hidrometeorologi diterapkan Pemkab Sleman hingga akhir Februari 2025.

Di tengah situasi itu, mitigasi bencana di wilayah terus dilakukan.

Satu di antaranya, dilakukan Aparatur Pemerintah Kapananewon Godean bersama Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lainnya, bersama-sama melakukan pemangkasan pohon perindang di tepi jalan Sidomoyo - Cebongan. 

"Pohon-pohon yang melintang di jalan dan berpotensi mengganggu atau membahayakan pengguna jalan dipangkasi," katanya, Selasa (28/1/2025). 

Proses pemangkasan pohon di Jalan Sidomoyo - Cebongan ini dilaksanakan selama dua hari, Minggu dan Senin (26-27/1/2025).

Melibatkan sejumlah instansi, selain Pemerintah Kapananewon Godean juga melibatkan TNI-Polri, Satpol-PP dan TRC BPBD kabupaten Sleman. 

Baca juga: Libur Panjang Isra Miraj dan Imlek 2025, Dishub Sleman Tetap Siaga Tangani PJU Padam 

Jumlah yang berhasil dipangkas sekira 80 pohon perindang. Ranting hasil pemangkasan kemudian disimpan untuk selanjutnya diangkut Dinas Lingkungan Hidup. 

Kepala Pelaksana BPBD Sleman, Makwan sebelumnya mengatakan, kesiapsiagaan dan kewaspadaan terhadap potensi terjadinya cuaca ekstrem perlu dilakukan.

Sebab, curah hujan yang tinggi bisa menimbulkan pelbagai potensi bencana mulai dari banjir, longsor, maupun pohon tumbang.

Oleh karena itu, pihaknya mengimbau masyarakat untuk melakukan langkah-langkah mitigasi. 

Langkah mitigasi antara lain dengan merevitalisasi embung, sumur resapan, biopori dan memperbanyak tampungan dengan penanaman pohon perakaran kuat.

Penguatan tebing dan memastikan saluran air yang bebas sampah juga penting dilakukan, agar tidak terjadi penyumbatan. 

"Kami imbau masyarakat tidak membuang sampah sembarangan. Kemudian mengurangi tajuk pohon yang tinggi dan rimbun. Jika perlu mengecek dan memperkuat atap rumah untuk mengantisipasi potensi bencana angin kencang," katanya.(*)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved