Jelang Tahun Baru Imlek 2025, Permintaan Kue Keranjang di Jogja Belum Pulih Sejak Pandemi Covid-19

Laporan Reporter Tribun Jogja, Christi Mahatma Wardhani

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Produsen kue keranjang di Yogyakarta menyebut permintaan kue keranjang masih belum pulih. 

Produsen Kue Keranjang Nyonya Seneng, Sulistyowati (80), mengatakan permintaan kue keranjang mulai satu bulan sebelum Tahun Baru Imlek. Sementara puncaknya pada seminggu sebelum Imlek. 

Ia menyebut sebelum pandemi COVID-19, ia bisa memproduksi sekitar 2 ton kue keranjang selama periode Imlek.

Namun saat ini, ia hanya memproduksi 1 ton kue keranjang. 

“Masih belum pulih, dulu sebelum COVID-19 itu laris banget. Pas COVID-19 cuma separuhnya. Sekarang bikin 1 ton,” katanya, Senin (20/05/2024). 

Ia menduga turunnya permintaan kue keranjang karena kondisi ekonomi masyarakat juga belum pulih seperti sebelum COVID-19. 

“Kalau dulu kan (sebelum COVID-19) ngasih ke karyawan 4 (kue keranjang), terus karena COVID-19 ngasih cuma 1 atau nggak ngasih. Ya karena masih terdampak COVID-19 juga (ekonomi belum pulih),” sambungnya. 

Baca juga: Jadwal Acara Tahun Baru Imlek 2025 Klenteng Liong Hok Bio Magelang, Ada Acara Ritual Tolak Bala

Sulistyowati menerangkan pihaknya menjual kue keranjang per 1 kilogram. Ada yang bersisi 1 hingga 4 kue keranjang per kilogramnya. Untuk harga, ia menjual dengan harga Rp 54.000 per kilogramnya. 

“Ya belinya beda-beda, tahun ini yang paling banyak 50 kilogram. Kalau sebelum COVID-19 itu ada yang belinya sampai 200 kilogram,” terangnya. 

Menurut dia, kue keranjang melambangkan persaudaraan yang erat. Hal itu dilambangkan dengan bentuknya yang bulat dan teksturnya yang lengket. Dengan kue keranjang, diharapkan persaudaraan bisa semakin erat. 

Selain menjadi oleh-oleh bagi kerabat saat Imlek, kue keranjang juga menjadi salah satu sesaji saat sembahyang bagi leluhur. 

Pada tahun Ular Kayu ini, ia berharap semuanya diberikan kesehatan dan kesejahteraan. (*)