Teras Malioboro di Ketandan dan Beskalan Jadi Ikon Baru, Pedagang dan Wisatawan Sambut Positif

Proses relokasi ini diharapkan mampu meningkatkan kenyamanan pedagang dan pengunjung.

Penulis: Hanif Suryo | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM/ HANIF SURYO
Suasana Teras Malioboro 2 di Ketandan, Yogyakarta, Kamis (16/1/2025). 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Para pedagang Teras Malioboro 2 resmi pindah ke lokasi baru di Teras Malioboro Ketandan dan Beskalan.

Sebanyak 1.034 pedagang telah mengikuti proses pengundian lapak dan mulai menempati lokasi baru tersebut.

Dari total 1.041 pedagang, 602 di antaranya ditempatkan di Ketandan, sementara 432 lainnya menempati Beskalan.

Namun, tujuh pedagang belum mengikuti undian karena enam di antaranya belum menyelesaikan kontrak dan satu pedagang tidak hadir meski telah menandatangani kontrak.

Proses relokasi ini diharapkan mampu meningkatkan kenyamanan pedagang dan pengunjung.

Beberapa pedagang berbagi pengalaman mereka di lokasi baru.

Tugiman, salah satu pedagang yang menempati Teras Malioboro Ketandan, mengaku lokasi baru terasa lebih baik dibanding sebelumnya.

"Ya, lebih bagus sih. Nggak bocor, nggak kehujanan, ada kipasnya juga, jadi nggak perlu bawa kipas sendiri," ungkapnya.

Tugiman menjual daster dan pakaian anak-anak di lapaknya. Dalam beberapa hari terakhir, penjualan mulai meningkat.

"Kalau kemarin cuma dua hari nggak laku, sekarang satu hari laku Rp50 ribu sampai Rp200 ribu. Alhamdulillah," katanya.

Meski begitu, ia mengakui bahwa pengunjung belum banyak yang mengetahui lokasi baru ini.

"Belum banyak yang masuk. Mungkin karena masih baru pindah, jadi pengunjung belum tahu," tambahnya.

Terkait ukuran lapak, Tugiman merasa ukurannya masih kurang besar, tetapi tetap bisa dimanfaatkan. Ia berharap ke depan lebih banyak pengunjung yang datang, terutama dari sektor pariwisata.

"Yang penting tamu bisa masuk. Semoga rame," harapnya.

Baca juga: Ini Penampakan Teras Malioboro Ketandan dan Beskalan Jogja, Lokasi Baru Pedagang Buka Lapak

Nur, pedagang kerajinan Teras Malioboro Ketandan, juga memberikan pandangannya.

Ia merasa bahwa ukuran lapak terlalu kecil dan mepet.

"Pemerintah ngasih segini ya harus nerima aja. Tapi sebetulnya lapaknya kurang besar," ujarnya.

Namun, ia mengapresiasi kondisi bangunan yang lebih tertata.

"Kalau hujan, nggak bocor. Kalau panas, ya kepanasan sedikit, tapi sudah jauh lebih baik dibanding sebelumnya," katanya.

Nur juga berharap agar pengunjung lebih ramai.

Wito, pedagang kerajinan, mengungkapkan bahwa ia sudah berjualan di Kawasan Malioboro sejak 1985.

Lokasi baru ini, menurutnya, cukup strategis.

"Alhamdulillah, lokasi bagus. Fasilitas dari pemerintah juga bagus, sudah saya terima dengan baik," ujarnya.

Wito berharap agar lokasi baru ini bisa meningkatkan penghasilannya untuk mencukupi kebutuhan keluarga.

"Yang penting laku dulu. Selanjutnya, ya, berjalan sesuai waktu," katanya.

Proses relokasi ini dinilai telah dipersiapkan dengan baik oleh pemerintah.

Pedagang mendapatkan fasilitas yang memadai, termasuk kamar mandi dan tempat berjualan yang tertata rapi.

"Pemerintah sudah menyiapkan semuanya, jadi tinggal ditempati saja," sambung Tugiman.

Meski belum sepenuhnya sempurna, para pedagang berharap lokasi baru ini dapat menjadi awal yang lebih baik bagi mereka.

Mereka berharap, Teras Malioboro di Beskalan dan Ketandan menjadi pusat ekonomi kreatif yang baru di Yogyakarta.

Seorang wisatawan asal Bandung, Dwi Prakoso (35), turut memberikan pandangannya. 

Ia mengapresiasi langkah pemerintah untuk menata ulang area Malioboro agar lebih nyaman bagi pengunjung.

"Menurut saya, relokasi ini bagus ya. Malioboro jadi lebih rapi dan tertata, apalagi buat wisatawan seperti saya yang sering ke sini. Sekarang nggak terlalu penuh sesak di pinggir jalan," ujar Dwi saat ditemui di lokasi baru.

Namun, Dwi juga mencatat beberapa hal yang perlu diperbaiki, terutama terkait informasi lokasi baru pedagang.

"Mungkin masih banyak yang belum tahu kalau pedagang dipindahkan ke sini. Saya sendiri awalnya bingung mau cari oleh-oleh, tapi untungnya ada petunjuk," katanya.

Baca juga: Pedagang Teras Malioboro 2 Pindah ke Lokasi Baru, Pemda DIY Tegaskan Larangan Oper Kontrak

Dwi berharap, dengan relokasi ini, pengalaman berbelanja di Malioboro menjadi lebih menyenangkan dan nyaman.

"Kalau penataan seperti ini terus dijaga, pasti wisatawan akan lebih betah. Semoga pedagang juga bisa tetap mendapatkan rezeki yang lancar," tambahnya.

Tanggapan wisatawan seperti Dwi menunjukkan bahwa relokasi ini, meskipun masih dalam tahap penyesuaian, memberikan dampak positif bagi pengunjung.

Dukungan dari berbagai pihak diperlukan agar Malioboro tetap menjadi ikon wisata yang nyaman dan menarik.

Apresiasi Penataan Baru

Penataan ulang kawasan Malioboro pasca-relokasi pedagang ke Teras Malioboro Ketandan dan Beskalan menuai tanggapan dari berbagai pihak, termasuk wisatawan.

Dwi Prakoso (35), wisatawan asal Purworejo, mengungkapkan apresiasinya terhadap langkah pemerintah yang dinilai mampu menciptakan suasana lebih nyaman dan tertata bagi pengunjung.

"Menurut saya, relokasi ini bagus ya. jadi lebih rapi dan tertata, apalagi buat wisatawan," ujar Dwi saat ditemui di Teras Malioboro Ketandan.

Meski demikian, Dwi mencatat adanya PR terkait informasi lokasi baru para wisatawan.

"Mungkin masih banyak yang belum tahu kalau pedagang dipindahkan ke sini. Saya sendiri awalnya bingung mau cari oleh-oleh, tapi untungnya ada petunjuk," tambahnya.

Menurutnya, dengan penataan seperti ini, Malioboro memiliki potensi untuk menjadi destinasi yang lebih nyaman.

"Kalau penataan seperti ini terus dijaga, pasti wisatawan akan lebih betah. Semoga pedagang juga bisa tetap mendapatkan rezeki yang lancar," pungkasnya. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved