Pakar UGM Sebut Wacana Sekolah Rakyat Belum Mendesak, Banyak Sekolah Konvensional Butuh Perhatian

Sekolah rakyat program belum terlalu mendesak karena melihat kenyataan bahwa masih banyak sekolah konvensional yang membutuhkan perhatian.

Penulis: Ardhike Indah | Editor: Yoseph Hary W
Tribun Jogja/ Suluh Pamungkas
Ilustrasi pendidikan 

Di samping itu, Subarsono juga menilai banyak pertimbangan yang perlu dikaji dalam merealisasikan Sekolah Rakyat. Meskipun begitu masih ada harapan dengan didirikannya Sekolah Rakyat.

“Saya pikir bukan tidak efisien tapi saya tidak yakin ketepatan untuk dilakukan saat ini. Kenapa kita tidak membenahi sistem yang sudah ada. Kan untuk sekolah itu mendapat Dana BOS dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan dan apabila ingin meningkatkan kualitas pendidikan bagaimana meningkatkan dana BOS, memperbaiki kurikulum, dan meningkatkan kompetensi guru,” tambahnya.

Seperti diketahui, Kementerian Sosial hingga saat ini belum memberikan penjelasan yang detail mengenai pengadaan Sekolah Rakyat.

Meski demikian, jika program ini tetap dipaksakan, Subarsono mengusulkan agar program ini tetap dibawah kemendikdasmen dan ditempatkan di lokasi yang tepat sasaran untuk mengentaskan permasalahan yang ada di Indonesia.

“Saya berharap bahwa program ini tetap di bawah naungan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah bukan di bawah Kemensos. Yang kedua, dibangun di daerah yang tepat seperti 3T (Tertinggal, Terluar, dan Termiskin). Jadi, kriteria yang dibangun harus jelas seperti apa karena orientasinya untuk orang miskin, gratis, dan berasrama. Saya pikir pantasnya berada di daerah yang belum maju,” pungkasnya. (Ard)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved